Kita selalu
mendengar Hadits yang berbunyi “Wanita itu kurang akalnya dan kurang agamanya.”
Hadits ini diutaran oleh kaum lelaki kepada kaum wanita dengan maksud
merendahkannya. Kami mohon penjelasan arti hadits tersebut.
Jawab :
Adakalanya
perempuan lebih unggul daripada laki-laki dalam banyak hal. Betapa banyak
perempuan yang lebih unggul akal (kecerdasannya), agama dan kekuatan ingatannya
daripada kebanyakan laki-laki. Sesungguhnya yang diberitakan oleh Nabi Shalallaahu
alaihi wasalam di atas adalah bahwasanya secara umum kaum perempuan itu di
bawah kaum lelaki dalam hal kecerdasan akal dan agamanya dari dua sudut pandang
yang dijelaskan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tersebut.
Kadang ada
perempuan yang amal shalihnya sangat banyak sekali mengalahkan kebanyakan kaum
laki-laki dalam beramal shalih dan bertaqwa kepada Allah Subhannahu wa
Ta'ala serta kedudukannya di akhirat; dan kadang dalam masalah tertentu
perempuan itu mempunyai perhatian yang lebih, sehingga ia dapat menghafal dan
mengingatnya dengan baik melebihi kaum laki-laki dalam banyak masalah yang
berkaitan dengan dia (perempuan). Ia bersungguh-sungguh dalam menghafal dan
memperbaiki hafalannya sehingga ia menjadi rujukan (referensi) dalam Sejarah
Islam dan dalam banyak masalah lainnya. Hal seperti ini sudah sangat jelas
sekali bagi orang memperhatikan kondisi dan perihal kaum perempuan di zaman
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dan zaman sesudahnya. Dari sini
dapat diketahui bahwa kekurangan tersebut tidak menjadi penghalang bagi kita
untuk menjadikan perempuan sebagai sandaran di dalam periwayatan, demikian pula
dalam kesaksian apabila dilengkapi dengan satu saksi perempuan lainnya; juga
tidak menghalangi ketaqwaannya kepada Allah dan untuk menjadi perempuan yang
tergolong hamba Allah yang terbaik jika ia istiqamah dalam beragama, sekalipun
di waktu haid dan nifas pelaksanaan puasa menjadi gugur darinya (dengan harus
mengqadha’), dan shalat menjadi gugur darinya tanpa harus mengqadha.
Semua itu tidak
berarti kekurangan perempuan dalam segala hal dari sisi ketaqwaannya kepada
Allah, dari sisi pengamalannya terhadap perintah-perintah-Nya dan dari sisi
kekuatan hafalannya dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan dia.
Kekurangannya hanya terletak pada akal dan agama seperti dijelaskan oleh Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam. Maka tidak sepantasnya seorang lelaki beriman
menganggap perempuan mempunyai kekurangan dalam segala sesuatu dan lemah
agamanya dalam segala hal. Kekurangan yang ada hanyalah kekurangan tertentu
pada agamanya dan kekurangan khusus pada akalnya, yaitu yang berkaitan dengan
validitas kesaksian. Maka hendak-nya setiap Muslim berlaku adil dan obyektif,
serta menginterpretasikan sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam
sebaik-baik interpretasi. Wallahu a’lam.
( Fatawa Syaikh
Ibnu Baz: Majalah al-Buhuts, edisi 9, hal. 100. )
Comments