Siapa itu ashabul
a’rof? Bagaiman nasib akhir kehidupan ashabul a’rof? Apakah a’rof
adalah tempat akhir selain surga dan neraka? Tulisan ini insya Allah akan
menjelaskan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
PENGERTIAN
ASHABUL A’ROF
Di akhirat
kelak ada tempat selain dari surga dan neraka bernama ‘al-A’rof’. Secara
definitif prespektif etimologi dari bahasa arab yang artinya adalah ‘tempat
tinggi’. Secara istilah artinya adalah tempat yang tinggi berada diantara surga
dan neraka, dimana orang yang berada di situ bisa melihat penduduk surga dan
neraka.
Orang-orang
yang berada di tempat ini adalah orang-orang yang pahala kebaikannya dan dosa
keburukannya memiliki berat yang sama. Kemudian orang yang berada ditempat ini
akan dimasukkan kedalam surga bukan di neraka.
Di antara
kriteria ashabul a’rof adalah orang-orang yang keluar berjihad di jalan
Allah tanpa izin orang tua. Kemudian mereka ini terbebas dari neraka karena
mereka terbunuh di jalan Allah. Dan mereka tertahan untuk bisa masuk surga
karena mereka telah bermaksiat kepada orang tua.
Ada yang
mengatakan ashabul a’rof adalah orang diridhoi oleh salah satu dari
kedua orang tuanya, sedang yang satu lagi tidak ridho atau marah. Mereka ini
akan tertahan. Sampai kemudian Allah mengadili mereka di depan manusia yang
lain. kemudian akhirnya mereka bisa masuk surga.
Ada juga
yang mengatakan, ashabul a’rof adalah anak-anak orang kafir yang
meninggal sebelum dewasa atau baligh.
Ada juga
pendapat yang mengatakan mereka ini adalah orang-orang yang memiliki kelebihan dari
golongan kaum mukmin. Kemudian diketahui oleh seluruh penduduk surga dan
neraka.
Ada juga
pendapat Abi Mijlaz Lahiq bin Humaid yang mengatakan kalau ashabul a’raf
ini adalah malaikat. Bukan dari golongan anak cucu Adam. Meskipun pendapat ini
adalah pendapat yang jauh dari kebenaran. karena dalam ayatnya disebutkan وَعَلَى الأَعْرَافِ رِجَالٌ kalimat ‘rijal’ di sini tentu
bukanlah malaikat. Melainkan adalah anak adam yang berakal. Lagi pula malaikat
tidak dihalangi oleh Allah dari surga maupun neraka. Malaikat tidak diazab
dengan neraka, Malaikat juga tidak menikmati surga.
Akan
tetapi pendapat yang paling meyakinkan adalah pendapat pertama. Yaitu pendapat
sahabat yang telah banyak diriwayatkan dengan jalur periwayatan yang banyak.
Pendapat para sahabat ini adalah pendapat yang mu’tamad.
DALIL ASHABUL
A’ROF
Hal ini
sebagaimana yang Allah firmankan dalam surat al-A’rof ayat 46-49,
وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ وَعَلَى الأَعْرَافِ رِجَالٌ يَعْرِفُونَ كُلاًّ بِسِيمَاهُمْ وَنَادَوْاْ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَن سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ -٤٦- وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَارُهُمْ تِلْقَاء أَصْحَابِ النَّارِ قَالُواْ رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ -٤٧- وَنَادَى أَصْحَابُ الأَعْرَافِ رِجَالاً يَعْرِفُونَهُمْ بِسِيمَاهُمْ قَالُواْ مَا أَغْنَى عَنكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ -٤٨- أَهَـؤُلاء الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لاَ يَنَالُهُمُ اللّهُ بِرَحْمَةٍ ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ لاَ خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلاَ أَنتُمْ تَحْزَنُونَ -٤٩-
“Dan di
antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A‘rāf (tempat
yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing- masing dengan
tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, “Salamun ‘alaikum” (salam
sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera
(masuk). Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka,
mereka berkata, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau Tempatkan kami bersama-sama
orang-orang zalim itu.” Dan orang-orang di atas A‘rāf (tempat yang
tertinggi) menyeru orang-orang yang mereka kenal dengan tanda-tandanya sambil
berkata, “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan, (ternyata)
tidak ada manfaatnya buat kamu. Itukah orang-orang yang kamu telah
bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?” (Allah Berfirman),
“Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula
akan bersedih hati.”” QS.
al-A’rof: 46-49
PERJALANAN
AKHIR ASHABUL A’ROF
Ibnu
Qayyim rahimahullah menjelaskan tentang hal ini, bahwa ayat yang
berbunyi (وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ)
maksudnya di antara penghuni surga dan neraka kelak ada ‘al-hijab’ atau
pembatas. Yaitu dinding yang memisahkan antara mereka (penghuni surga dan
neraka). dinding (pemisah) itu memiliki pintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan
di luarnya hanya ada azab.
Hudzaifah
bin Yaman dan Ibnu Abbas radhiyallahu anhum menjelaskan tentang ‘ashabul
a’rof’ atau penduduk al-a’rof ini, mereka adalah orang yang memiliki
timbangan kebaikan dan keburukan yang sama. Sehingga kebaikan mereka belum bisa
digunakan untuk menjadi alasan masuk surga. Begitu pula keburukan mereka tidak
cukup untuk membuat mereka masuk neraka. Sehingga mereka tinggal di ‘al-a’rof’
ini, sampai kemudian Allah memasukkan mereka ke dalam surga atas karunia dan
kasih sayang-Nya.
Ibnu
Mas’ud radhiyallahu anhu menambahkan penjelasan ini, ashabul a’rof adalah
orang-orang yang memiliki kesamaan dalam kebaikan dan keburukan. Siapapun itu
kelak ketika dia melintasi sirath (jembatan yang berada di atas neraka
yang harus dilintasi menuju surga) mereka akan berhenti dan melihat penduduk
surga. Maka penduduk surga menyeru mereka (سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ) “Salamun
‘alaikum” (salam sejahtera bagimu). Kemudian ketika mereka memalingkan
wajah mereka kepada penduduk neraka, mereka akan berdo’a (رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ) “Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau Tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim
itu.”.
Para
pelaku kebaikan kelak ketika dia melintasi sirath (jembatan yang berada
di atas neraka yang harus dilintasi, karena jembatan ini adalah salah satu
jalan menuju surga) akan dikaruniai oleh Allah cahaya yang menerangi depan dan
belakang mereka untuk menolong perjalanan melintasi sirath. Semua hamba
akan diberi cahaya oleh Allah kelak. Kecuali orang munafik, Allah akan cabut
cahaya yang telah diberkan kepada mereka. Maka ketika penduduk surga melihat
apa yang terjadi terhadap orang-orang munafik, mereka berdoa,
رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا
“ya
Tuhan kami sempurnakanlah untuk kami cahaya kami”
Sedangkan
kondisi penduduk al-a’rof ini, cahaya mereka tidak dicabut oleh Allah
tapi mereka tertahan untuk bisa masuk surga. Sehingga Allah berfirman kepada
mereka لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ “Mereka
belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk)” . Mereka
ini sangant berharap bisa masuk ke dalam surga karena cahaya yang mereka
miliki. Kemudian Allah masukkan mereka ke dalam surga. Mereka penduduk al-a’rof
ini adalah orang yang terakhir kali masuk surga (di antara penduduk
surga yang tidak masuk neraka sama sekali).
Kemudian
Allah berfirman kepada ashabul a’raf ini, ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ لاَ خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلاَ أَنتُمْ تَحْزَنُونَ “Masuklah kamu ke dalam surga!
Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati.”
KESIMPULAN
Ashabul a’rof adalah orang-orang mukmin yang
memiliki timbangan yang sama dalam keburukan dan kebaikan di akhirat kelak. al-a’raf
adalah tempat tinggi antara surga dan neraka dimana orang-orang ini tinggal
sebelum masuk surga. Ashabul a’raf pada akhirnya akan masuk ke dalam
surga. Tanpa ada rasa takut dan besedih hati.
Wallahu a’lam.
Kampung
damai, 9 September 2019
Comments