Skip to main content

Apakah Kekafiran Merupakan Takdir Yang Ditetapkan Allah?

 

Kekafiran yang dilakukan oleh orang kafir adalah pilihan orang tersebut dan ketetapan Allah dalam waktu bersamaan. Hal ini bisa dijelaskan bahwa kufur dan iman itu perbuatan yang sifatnya pilihan bagi semua manusia. Selain itu juga kehendak yang telah ditetapkan oleh Allah bahwa pilihan-pilihan tersebut akan berkonsekuensi hukuman dan pahala. Tidak ada manusia yang merasa ditekan atau dipaksa untuk memilih hal tersebut.

Akan tetapi di sisi lain, kehendak manusia tetap tunduk di bawah kehendak Allah dan tidak bisa keluar dari kehendak-Nya. Sehingga seluruh yang berada di bawah kekuasaan Allah tidak ada yang bisa keluar dari ketatapan Allah.

Manusia itu memiliki kehendak yang mana kehendak itu akan dimintai pertanggung jawaban; dan kehendak manusia tidak bisa berjalan kecuali di bawah kehendak Allah. Termasuk di dalamnya kehendak untuk memilih kufur atau memilih Islam. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an dalam dua ayat:

Pertama, firman Allah yang berbunyi:

إِنَّ هَٰذِهِ تَذْكِرَةٌ ۖ فَمَن شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا (29)  وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Sungguh, (ayat-ayat) ini adalah peringatan, maka barangsiapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) tentu dia mengambil jalan menuju kepada Tuhannya. Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila Allah kehendaki Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (Qs. Al-Insan: 29-30)

Kedua, firman Allah yang berbunyi:

لِمَن شَاءَ مِنكُمْ أَن يَسْتَقِيمَ (28)  وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“(Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam” (Qs. Al-Takwir: 28-29)

Begitu banyak hadits yang di dalamnya membicarakan masalah ini secara jelas bahwa keimanan dan kekufuran sejalan dengan kehendak Allah. Rasulullah bersabda:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم، ذات يوم جالسا وفي يده عود ينكت به، فرفع رأسه فقال: ما منكم من نفس إلا وقد علم منزلها من الجنة والنار، قالوا: يا رسول الله فلم نعمل؟ أفلا نتكل؟ قال: لا، اعملوا، فكل ميسر لما خلق له، ثم قرأ: فأما من أعطى واتقى، وصدق بالحسنى {الليل: 6} إلى قوله: فسنيسره للعسرى {الليل: 10} "

“Pada suatu hari Rasulullah saw. pernah duduk sambil membawa kayu sambil beliau pukul-pukulkan. Kemudian Rasulullah mengankat kepalanya sambil bersabda: ‘tidak ada dari jiwa kalian kecuali tetah diketahui tempatnya di surga dan di neraka.’ Para sahabat kemudian bertanya: ‘Wahai Rasulullah lalu kenapa kita harus beramal?’. Beliau menjawab: ‘Beramallah kalian karena setiap orang akan dimudahkan sesuai takdir yang ditetapkan untuknya.’ Kemudian beliau membaca: “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa. Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah, Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.’ (Qs. Al-Lail: 6-10)” (Hr. Ahmad: 587)

Dan ini merupakan perkara yang telah disepakati oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah, bahwa seorang hamba ketika memilih antara menjadi kafir atau menjadi beriman, semuanya di bawah kehendak, pilihan dan kemudahan dari Allah. Namun Allah juga memberikan peluang dan kesempatan bagi hamba untuk memilih dan berkehendak, sehingga kehendak dan pilhan hamba tersebut yang akan dipertanggung jawabkan.

Artinya bahwa keimanan dan kekafiran seorang hamba itu tunduk dengan kehendak Allah dan ketetapan Allah. Sesungguhnya Allah yang akan memudahkan hamba dalam memilih keiman. Allah juga yang berkenan agar hamba tersebut selalu berada dalam keimanan disebabkan kelayakan yang ada pada hamba tersebut. Sehingga hatinya dilapangkan untuk menerima Islam. Sedangkan orang yang ditetapkan oleh Allah kekafiran, maka Allah tidak akan memuka hatinya menerima keimanan sekalipun al-hujjah (bukti kebenaran) telah sampai kepadanya.

Allah akan berbuat adil kepada hamba-Nya. Sehingga Allah berikan Akal untuk semua hamba-hamba-Nya. Maka dengan akal itu hambanya bisa melihat tanda-tanda keesaan Allah, mengenal peribadatan kepadanya serta mengetahui hukum-hukum dan syariat-Nya. Lalu setealah itu Allah akan mengunggulkan sebagian dari Hamba-Nya dengan melapangkan hati mereka untuk bisa menerima keimanan. Karena Allah tahu hamba tersebut layak untuk mendapat kenikmatan ini; dan Allah tidak berikan kenikmatan iman ini kepada yang lain, sehingga orang tersebut memilih kekafiran, karena Allah tahu hamba tersebut tidak layak untuk menerima kenikmatan iman.

Dari semua pembahasan ini, maka tersisa satu pertanyaan, ‘Apakah mungkin adanya ketundukan pada kehendak hamba dengan kehendak Allah bisa menjadi pembelaan dan argumen bagi seorang hamba di hadapan Allah bahwa ia melakukan kekafiran atas dasar keterpaksaan?’

Maka jawabnya: ‘sama sekali tidak bisa dijadikan pembelaan’

Ada beberapa sebab mengapa hal tersebut tidak bisa menjadi pembelaan:

1.      Karena seorang hamba mempunyai kemampuan untuk memilih, yang mana pilihan tersebut akan diperhitungkan di hadapan Allah sebagaimana yang ayat sebelumnya (“(Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau...), dan pilihan ini tidak ada paksaan dari pihak manapun.

2.      Karena seorang hamba tidak merasa bahwa dia dipaksa atau didesak untuk menentukan pilihan tertentu. Bahkan pada ketetapan yang telah dia pilih, itu menunjukkan bahwa dia bisa memiliki kebebasan dalam berkehendak dan memilih.

3.      Karena seorang hamba tidak mengetahui pilihan yang telah ditetapkan oleh Allah. Kalau dia bisa bisa merasakan tentu ia akan menjalani pilihan Allah dengan keterpaksaan. Ini adalah makna dari (Beramallah kalian karena setiap orang akan dimudahkan sesuai takdir yang ditetapkan untuknya...).

4.      Karena kalau seandainya takdir atau ketetapan Allah bisa menjadi argumen dan pembelaan bagi orang kafir, maka tentu ini akan menjadi pembelaan juga untuk para pencuri atas perbuatan kriminalnya, begitu juga pembunuh serta penjahat lainnya. Maka apakah pantas seorang pelaku kriminal berargumen atas perbuatan jahatnya di balik ketetapan Allah? Kalau sampai itu terjadi maka kehidupan akan selalu mencekam dan tidak akan menjadi tenang.

Wallahu a’lam.

Gunung Madu, Jum’at 12 November 2021, 16:58 WIB

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Adat dan Urf dalam Disiplin Ilmu Ushul Fiqh

A.    Definisi Adat dan Urf Definisi adat: العادة ما استمرّ الناس عليه على حكم المعقول وعادوا اليه مرّة بعد أخرى Adat adalah suatu perbuatan atau perkataan yang terus menerus dilakukan oleh manusia lantaran dapat diterima akal dan secara kontinyu manusia mau mengulangnya.

ACUAN TARGET HAFALAN AL-QUR’AN PER BARIS, PER BULAN SAMPAI HAFIZH 30 JUZ

Apakah anda ingin menghafal al-Qu’an? Jika memang iya, ini adalah target waktu hafalan al-Qur’an yang bisa anda pilih dengan kondisi dan kemampuan anda masing-masing. Anda bisa menimbang antara target dan kemampuan. Dengan memiliki target ini anda bisa mengukur kapan anda bisa selesai menghafal al-Qur’an. Menghafal al-Qur’an adalah program seumur hidup. Jika anda tidak memiliki target, sebaik apapun kemampuan, anda tidak akan tercapai. Namun jika anda menghitungnya dengan tepat anda akan mendapatkannya. Meskipun dengan relatif waktu yang tidak cepat. Asalkan memiliki komitmen yang kuat. Berikut adalah acuan hafalan yang anda dapatkan jika anda menghafal al-Qur’an perbaris. Acuan al-Qur’an yang digunakan dalam tulisan ini adalah mushaf utsmani yang 1 halamannya berjumlah 15 baris. 1 juz berjumlah 20 halaman. Ø   Jika anda menghafal 1 baris sehari, maka anda akan hafal 1 juz dalam 10 bulan, dan hafal al-Qur’an dalam 24 tahun 4 bulan. Ø   Jika anda menghafal 2 baris se...

KAJIAN HADITS ‘KULLU QORDHIN JARRO NAF’AN FAHUWA RIBA’ DALAM PANDANGAN MUHADDITSIN DAN FUQAHA’

Oleh: Amri Yasir Mustaqim [1] Hadits كل قرض جر نفعا فهو ربا dikategorikan oleh muhadditsin sebagai hadits yang marfu’, mauquf dan juga maqtu’. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Dowload Buku Iqro’ 1-6 pdf

Siapa yang tidak kenal dengan buku iqro’? hampir tidak ada di Indonesia ini yang tidak mengenal buku iqro’. Buku ini sangat populer diseluruh anak Indonesia yang ingin belajar membaca al-Qur’an.

Sifat-Sifat Seorang Wali Allah

  Allah telah mengabarkan kepada kita tentang ciri utama wali adalah orang yang tenang hatinya dan tidak pernah bersedih. Tidak pernah bersedih artinya setiap kesedihan yang dia dapatkan dalam hidupnya akan diselesaikan dengan kesabaran yang telah ada pada jiwanya. Faktor utama yang membuat para wali bisa mendapat ketenangan hati adalah karena ia menambatkan segala urusan hidupnya kepada Allah saja. Allah berfirman:

Ghazwah Usairoh

Letak Geografis Usairoh adalah secara bahasa adalah isim tasghir dari al-‘asyroh yaitu pohon, usairoh juga dikatakan dzul usairoh atau dzul ‘asroh . Az-Zuhri berkata usairoh adalah tempat yang memiliki tempat yang keras yang dinisbatkan kepada pohon yang terletak di daerah tersebut. Al-asiroh adalah nama pohon yang paling besar yang terletak di daerah tersebut. pohon tersebut memiliki getah yang manis yang dinamakan dengan gula al-usyar . Daerah tersebut terletak pada titik yanbu’ terletak diantara makkah dan madinah. Abu Zaid berkata: al-Usairoh adalah benteng kecil terletak diantara yanbu’ dan dzul maarwah . Kurma banyak tumbuh di daerah tersebut di banding daerah hijaz yang lain, kecuali daerah as-Shaihani yang terletak di khaibar juga al-Birni dan al-Ajuz yang terletak di madinah Al-Asma’I berkata: daerah tersebut adalah lemabah yang luas berdekatan dengsn qotn yang menjorok menuju dzul ‘usairoh yang disana di tumbuhi pohon kurma dan terdapat aliran air mili...

Ashabul A’rof dan Akhir Perjalanan Mereka

Siapa itu ashabul a’rof ? Bagaiman nasib akhir kehidupan ashabul a’rof ? Apakah a’rof adalah tempat akhir selain surga dan neraka? Tulisan ini insya Allah akan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan tersebut. PENGERTIAN ASHABUL A’ROF Di akhirat kelak ada tempat selain dari surga dan neraka bernama ‘ al-A’rof ’. Secara definitif prespektif etimologi dari bahasa arab yang artinya adalah ‘tempat tinggi’. Secara istilah artinya adalah tempat yang tinggi berada diantara surga dan neraka, dimana orang yang berada di situ bisa melihat penduduk surga dan neraka. Orang-orang yang berada di tempat ini adalah orang-orang yang pahala kebaikannya dan dosa keburukannya memiliki berat yang sama. Kemudian orang yang berada ditempat ini akan dimasukkan kedalam surga bukan di neraka. Di antara kriteria ashabul a’rof adalah orang-orang yang keluar berjihad di jalan Allah tanpa izin orang tua. Kemudian mereka ini terbebas dari neraka karena mereka terbunuh di jalan Allah. Dan mereka tertahan untuk...

HUKUM MEROKOK DAN JUAL BELI ROKOK

Sebelum menjelaskan hukum jual-beli rokok, kita harus mengetahui asal rokok sendiri. Berdasarkan hasil penelitian kedokteran modern yang menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai tipe penyakit kangker, penyebab penyakit pernafasan, penyakit jantung, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, juga merusak system reproduksi, pendeknya merusak seluruh sistem seluruh tubuh. Padahal, Allah telah mengharamkan seseorang yang membinasakan dirinya, dengan berbagai pertimbangan karena sebab-sebab di atas maka para ulama memiliki berbagai pendapat Pendapat pertama: sebagian ulama’ berpendapat bahwa merokok hukumnya boleh. sebagai mana firman Allah:   “Dia-lah Allah yang telah menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.” (Al-Baqarah: 29). Ayat di atas menjelaskan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah diatas permukaan bumi ini halal untuk manusia termasuk tembakau yang digunakan untuk bahan baku rokok. Tanggapan: dalil ini tidak kuat, sebab, yang dihala...

BERBICARA TENTANG KEBAHAGIAAN

Berbicara tentang kebahagiaan, semua orang pasti ingin bahagia. Kebahagian yang hakiki bukan ilusi. Sebab hidup ini bukan khayalan belaka tapi hidup ini adalah nyata adanya. Maka ketentuannya kita ingin kebahagian itu hidup di dalamnya. Kapan saja, di mana saja Masalah kebahagiaan tidak dapat di monopoli. Ia bukan masalah apa dan siapa?. Tapi ia adalah perasaan yang di miliki setiap orang yang bisa merasakannya. Kemudian bagai mana kita mengolah perasaan kita. Segala sesuatu di dunia ini hanyalah samar-samar. Bayangan semu, biasan cahaya abu-abu. Dan tentunya dunia hanyalah menipu. Semuanya hanya sementara. Tidak ada kekekalan di dalamnya. Yang muda akan tua. Harta benda akan di tinggalkan. Sebutlah namanya Suhaidi seorang remaja umurnya belasan tahun. Seumur hidupnya tidak pernah memegang buah anggur atau apel. Apalagi memakannya. Dia hanya tahu gambarnya yang ia dapatkan dari tivi-tivi, buku pelajaran dan majalah atau Koran yang pernah dia pegang. Tapi Suhaidi tidak pernah...

Istilah Istilah Khusus Yang Ada Dalam Madzhab Fiqih Imam Syafi’i

Dalam fiqh Imam al-Syafi’i ada istilah-istilah yang khas. Istilah ini tidak dipakai dalam fiqh madzhab yang lain. sehingga ketika kita sedang membaca atau mempelajari fiqih madzhab Imam al-Syafi’i besar kemungkinan akan sering menemukan istilah-istilah tersebut. Istilah ini tidak bisa dimaknai secara bahasa saja. Akan tetapi istilah ini memiliki makna yang memang hanya dikenal di kalangan madzhab Imam al-Syafi’i. Sehingga sangat dianjurkan untuk mempelajarinya sebelum menelaah lebih dalam lagi fiqih Imam al-Syafi’i Mengetahui istilah-istilah dalam fiqih madzhab Imam al-Syaf’i sangat penting. Tanpa mengerti istilah ini anda mungkin akan dibuat kebingunan. Kalaulah anda tidak hafal, setidaknya anda bisa memahami istilah khusus ini. Tujuannya agar anda tidak salah mengartikan fiqh Imam syafi’i, dan selain itu juga bertujuan memudahkan anda ketika nanti mempelajarinya. Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam fiqh syafi’i yang dinukil dari kitab muqaddimah al-Minhaj ka...