Skip to main content

Sifat-Sifat Seorang Wali Allah

 

Allah telah mengabarkan kepada kita tentang ciri utama wali adalah orang yang tenang hatinya dan tidak pernah bersedih. Tidak pernah bersedih artinya setiap kesedihan yang dia dapatkan dalam hidupnya akan diselesaikan dengan kesabaran yang telah ada pada jiwanya. Faktor utama yang membuat para wali bisa mendapat ketenangan hati adalah karena ia menambatkan segala urusan hidupnya kepada Allah saja. Allah berfirman:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Ketahuilah bahwa para wali-wali Allah itu adalah orang yang tidak pernah merasa takut dan tidak pernah bersedih hati” (Qs. Yunus: 62)

Pada ayat ini setidaknya ada dua sebab seseorang dinamakan wali Allah. Pertama, kata wali sendiri artinya adalah loyalitas, artinya orang yang disebut dengan wali adalah orang yang memiliki loyalitas penuh tehadap ajaran yang telah Allah turunkan, sehingga dia disebut dengan wali. Kedua, arti wali juga memiliki arti pembelaan. Artinya orang yang disebut dengan wali adalah orang yang mendapatkan pembelaan dari Allah. Hal ini dikarenakan dia adalah memiliki hubungan yang dekat dengan Allah. Hubungan ini berupa ketaqwaan dan kejujuran iman kepada Allah. Hubungan ini dicerminkan dengan lisan yang selalu berdzikir dan jasad yang selalu mengusahakan berbuat taat.  Hubungan seperti ini yang membuat hamba tersebut mendapatkan pembelaan dari Allah.

Maka berikut ini adalah beberapa ciri-ciri seorang wali Allah:

1.     Bertakwa kepada Allah

Ketakwaan adalah perintah Allah dan Rasulnya. Ketakwaan sendiri artinya adalah memelihara diri agar selalu berada pada ketaatan kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya. Maka seorang wali adalah orang yang paling anti dengan kemaksiatan. Di dalam Alquran Allah berfirman:

وتزودوا فإن خير الزاد التقوى

“Dan berbekallah, maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan”

Dalam ayat lain Allah berfirman:

ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون، الذين آمنوا وكانو يتقون

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya seorang wali adalah orang-orang yang tidak pernah merasa sedih dan merasa takut. Mereka adalah orang yang beriman lagi bertakwa kepada Allah.”

Dua ayat ini menjelaskan tentang karakteristik wali. Karakteristik wali yaitu tidak akan pernah merasa takut dan tidak akan merasa sedih secara berlebihan. Selain itu ayat ini juga menjelaskan bahwa karakteristik lain dari wali adalah bertakwa. Dan bertakwa adalah sebaik-baik bekal bagi siapapun yang hendak dekat dengan Allah.

2.     Mencintai dan Membenci Sesuatu Karena Allah

Ikatan terkuat keimanan adalah ketika seseorang bisa membenci atau mencintai sesuatu karena Allah. Ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah,

أوْثَق عُرَى الإيمانَ: الحبّ في الله، والبُغْضُ في الله

“Ikatan iman yang paling kokoh adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.”[1]

Maka jika seorang wali adalah orang yang memiliki kejujuran iman, ia akan mengekspresikan keimanan tersebut pada seluruh kehidupannya. Termasuk dalam masalah mencintai dan membenci haruslah karena keimanan yang ada pada dirinya. Artinya ia akan mencintai apapun yang Allah cintai meskipun dirinya tidak menyukainya. Atau ia akan membenci segala yang dibenci oleh Allah, meski dirinya mencintai hal tersebut.

Allah menegaskan hal tersebut dalam firman-Nya,

لا تجد قوما يؤمنون بالله واليوم الآخر يوادون من حاد الله ورسوله ولو كانوا أباءهم أو إخوانهم أو عشيرتهم،

“Kamu tidak akan pernah mendapatkan orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir yang mana orang tersebut mencintai orang yang menentang Allah dan Rasulnya. Meskipun orang tersebut adalah ayah mereka, saudara mereka, atau kerabat mereka”[2]

 

3.     Banyak Mengerjakan Ibadah Nafilah

Seorang wali adalah orang yang memiliki kedekatan kepada Allah. Salah satu upaya mendekatkan kepada Allah adalah dengan mengerjakan ibadah nafilah. Hal ini sebagaimana Rasulullah bersabda,

وما تقرب إلي عبدي بشيئ أحب إلي افترضته عليه، وما يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه

“Tidaklah seorang hamba yang mendekatkan diri kepadaku dengan sesuatu yang lebih aku cintai dari pada ia beramal dengan amalan faridhah (wajib). Tatkala hamba-Ku terus mendekati-Ku dengan perbuatan sunnah nafilah sehingga aku mencintainya.”[3]

Artinya orang yang terus mendekat kepada Allah maka ia akan dicintai oleh Allah. Orang yang dicintai oleh Allah maka dia adalah seorang wali. Dan salah satu cara mendekat dengan Allah adalah dengan memperbanyak amalan nafilah.

 

4.     Berhukum dengan Hukum Allah

Maksud dari berhukum disini adalah menyerahkan segala putusan dalam hidupnya dengan keputusan Allah. Keputusan Allah adalah syariat-Nya yang dibawa oleh Rasulullah, yaitu agama Islam. Artinya seorang bisa dikatakan sebagai wali ketika ia menjalan syariat untuk dirinya secara penuh. Memiliki komitmen yang kuat untuk mejalankan syariat-Nya.

Hal ini sebagaimana Allah berfirman:

إنما قول المؤمنون إذا دعوا إلى الله ورسوله ليحكم بينهم أن يقولوا سمعنا وأطعنا وألئك هم المفلحون

“Sesungguhnya orang yang beriman hanyalah orang yang ketika diseru kepada Allah dan Rasul-Nya agar berhukum dengan apa yang telah diputuskan Allah dan Rasul-Nya, Ia mengatakan ‘kami mendengar dan taat’. Maka orang seperti inilah orang yang beruntung”[4]

Dari ayat di atas dapat disimpulkan, bahwa orang yang benar-benar beriman kepada Allah adalah orang yang menerima seruan Allah dan Rasul-Nya. Ia tunduk dengan putusan yang diberikan oleh syariat dalam mengatur kehidupannya. Ia kesampingkan segala nafsu, motif pribadi, dan akal jika harus berhadapan dengan syariat Allah. Maka orang yang seperti ini adalah orang yang benar-benar wali Allah.

 

5.     Berakhlak Baik

Seorang wali hendaklah berakhlak terpuji. Baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Hal inilah yang akan membedakan antara wali dengan manusia yang lainnya. Di antara akhlak baik yaitu; bersih dari penyakit hati seperti dendam, hasad dan riya’. Selain itu ia juga harus memiliki akhlak dermawan, adil, bijaksana, bersemangat dalam mencari ilmu, mampu menjaga waktu dan menghargainya serta bersemangat dalam mengamalkan amalan-amalan sholih. Maka jika ada wali yang tidak melaksanakan ini ia tidak bisa disebut dengan wali Allah.

Demikian beberapa sifat wali yang semestinya ada pada seseorang yang dianggap wali. Sehingga ini akan menjadi keistimewaan bagi seorang wali dibandingkan dengan manusia biasa. Apabila tidak memenuhi sifat-sifat di atas maka besar kemungkinan ia bukanlah seorang wali. Wallahu a’lam.

Gunungmadu, 19 November 2022



[1] Hr. Al-Iraqi, 2/199

[2] Qs. Al-Mujadalah: 22

[3] Hr. Bukhari 6502

[4] Qs. An-Nur: 51

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Adat dan Urf dalam Disiplin Ilmu Ushul Fiqh

A.    Definisi Adat dan Urf Definisi adat: العادة ما استمرّ الناس عليه على حكم المعقول وعادوا اليه مرّة بعد أخرى Adat adalah suatu perbuatan atau perkataan yang terus menerus dilakukan oleh manusia lantaran dapat diterima akal dan secara kontinyu manusia mau mengulangnya.

DAMPAK MENGERIKAN MAKANAN HARAM (khutbah Ust. Abdullah Manaf Amin)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله ..... لا اله الا الله و الله أكبر... الله أكبر و لله الحمد إِنَّ اْلحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ونستغفره  ونستهديه و نتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له, أشهد أن لاإله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صلى على محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلي يوم الدين أما بعد, قال تعالى فى القران الكريم, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم... يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (ال عمرن: 102) يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً (النساء: 1) ياأيها الذين امنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله وؤسول...

KAJIAN HADITS ‘KULLU QORDHIN JARRO NAF’AN FAHUWA RIBA’ DALAM PANDANGAN MUHADDITSIN DAN FUQAHA’

Oleh: Amri Yasir Mustaqim [1] Hadits كل قرض جر نفعا فهو ربا dikategorikan oleh muhadditsin sebagai hadits yang marfu’, mauquf dan juga maqtu’. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

BUKU USHUL FIKIH TINGKAT DASAR, Penulis Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar, Penerbit Ummul Qura

Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam dan shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ushul Fikih merupakan disiplin ilmu tentang cara atau metode mengeluarkan hukum dari dalil-dalilnya, yaitu tentang apa yang dikehendaki oleh perintah dan apa pula yang dikehendaki oleh larangan. Ushul Fikih sangat bermanfaat bagi seorang muslim yang terus menghadapi dinamika sosial sehingga selalu muncul persoalan-persoalan baru di dalam masyarakat. Untuk memecahkan persoalan yang baru belum ada nash yang jelas, tentu diperlukan istinbath, yaitu mengeluarkan hukum-hukum baru terhadap berbagai permasalahan yang muncul dengan melakukan ijtihad. Buku ini ditulis oleh pakar yang kompeten dalam disiplin ilmu ini. Sesuai dengan judul aslinya, Al-Wadhih fi Ushul Al-Fiqh , buku ini juga cocok bagi kalangan pemula. Telah teruji sebagai pegangan bertahun-tahun bagi para penuntut ilmu, pelajar, mahasiswa, juga pengajar. Dr. Muhammad Al-Asyqar. Lahir p...

Jual Buku Barisan Pemuda Zaman Nabi Muhammad Penerbit Aqwam

Open Order Buku Barisan Pemuda Zaman Nabi Muhammad Buku Barisan Pemuda Zaman Nabi Muhammad   – Saatnya anda memecahkan belenggu mata rantai kisah heroik fiktif Hollywood dan sejenisnya. Inilah idola nyata bagimu, WAHAI PEMUDA . Inilah buku pertama di Indonesia yang khusus membahas kisah para pemuda yang dikader langsung oleh Rasulullah Muhammad sebagai agen perubahan dunia. Dari kesekian pemuda itu ada yang menjadi Ulama, Komandan Militer, Diplomat, Ahli Beladiri, Ahli Ibadah, Ahli Tafsir, Penuntut ilmu, Intelektual, Saudagar muda yang dermawan, dan lain sebagainnya. Buku Barisan Pemuda Zaman Nabi Muhammad  ini dapat menjadi referensi unik dan inspiratif bagi para pemuda di zaman ini. Dalam buku ini dikisahkan karakter dan kelebihan di bidang masing-masing para pemuda zaman Nabi. Di antara mereka ada Mushab bin Umair. Hartawan bertabur kilau dunia dan semerbak wangi. Di antara mereka ada Ali bin Abi Thalib. Si perkasa yang kerahkan segenap tenaga untuk memb...

Jual BUKU Aku Terima Nikahnya – Syaikh Ahmad Abdurrahim – Penerbit Istanbul Solo

Buku ini Berjudul AKU TERIMA NIKAHNYA yang ditulis: Syaikh Ahmad Abdurrahim diterbitkan oleh: Istanbul, dicetak dengan HARDCOVER, jumlah halaman 304 hlm, ukuran buku 16 x 24 cm, dan dengan berat buku 725 gram, Harga Rp120.000 Rp. 95.000 (Hemat 25.000) Buku AKU TERIMA NIKAHNYA INI Secara Umum berisi: Ø   Bagaiman Proses Pernikahan Islami dari Awal Sampai akad Ø   Seni menjalin kehidupan bersama dalam ikatan Pernikahan Islami yang diajarkan qur’an dan sunnah Ø   Pendidikan seks sesuai syariat islam, dan etika ranjang. Ø   Mengatasi Bumbu kehidupan pernikahan atau bahkan Badai pernikahan problematika kecil dan besar dalam rumah tangga. Pesan Buku AKU TERIMA NIKAHNYA  via Whatsapp:  08137692 5418  <- Cukup Klik Pesan via SMS/TELP: 0857 2510 6570 Buku Aku Terima Nikahnya Oleh: Syaik Ahmad Abdurrahim, Penerbit Istanbul Pernikahan adalah Anugrah Dalam al-Qur’an Allah Ciptakan Laki-laki dan perempuan dalam satu jiwa....

AQIDAH AL-THINAH SYIAH

Salah satu aqidah syiah adalah al-Thinah. Keterngan tentang aqidah ini tertulis dalam bebara literatur utama syiah. Aqidah ini juga termasuk yang paling banyak mempengaruhi perilaku orang-orang syiah. Tapi sebagaimana normalnya orang syiah, aqidah ini mereka tutup-tutupi. Definisi Al-Thinah secara bahasa adalah tanah atau potongan tanah. Adapun secara istilah yaitu kepercayaan yang menyatakan bahwa tanah yang Allah gunakan untuk menciptakan mereka (syiah) dengan sunni (orang-orang kafir) atau selain mereka berbeda. Sejarah Kemunculan Aqidah Al-Thinah bermula dari kegeelisahan Abdullah bin Kaisan ketika melihat banyak orang syiah yang melakukan kemaksiatan dan kerusakan. Tapi di sisi lain dia melihat orang sunni yang sholeh dan banyak memiki karya. Kemudian hal ini disampaikan kepada Abu Ja’far Muhammad bin al Baqir untuk meminta kejelasan. Kemudian lahirlah sebuah hadits yang redaksinya sebagai berikut: “Diriwayatkan dari Ali bin Ibrahim dari ayahnya dari Hammad bin Isa, d...

Usamah bin Zaid, Usia 18 Tahun Menjadi Komandan Militer

Sebelum Rasulullah wafat, beliau menunjuk Usamah bin Zaid untuk memimpin perang melawan pasukan romawi. Pasukan romawi adalah pasukan paling digdaya pada zaman itu. Penunjukan Usamah sempat mengganjal para sahabat Nabi  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam . Karena bagaimana mungkin seorang pemuda berusia belasan tahun menjadi pemimpin pasukan. Terlalu belia, dalam pandangan para sahabat beliau masih terlalu miskin pengalaman. Padahal pada saat itu ada komandan Khalid bin Walid yang jika memimpin pertempuran, dengan taktiknya yang jitu tidak pernah kalah. Ada Umar bin Khaththab, atau Ali bin Abi Thalib. Di sisi lain kubu lawan adalah pasukan Romawi yang kekuatannya menggila besar luar biasa dengan jumlah yang sangat banyak. Personal pasukan mereka tangguh dan persenjataan mereka canggih. Dibandingkan dengan pasukan kaum muslimin yang berasal dari pedalaman arab yang hanya memiliki senjata ala kadarnya. Dalam peperangan yang berlangsung setelah kematian Nabi  Shallallahu ‘Alaihi ...

Sutaytah Al-Mahamili, Wanita Ahli Fiqih Di Masa Abbasiyah Yang Ahli Matematika

  Tidak ada yang menyangkal jasa orang Arab dan Muslim di bidang matematika. Banyak ulama Islam telah tercatat memiliki kontribusi penting pada perkembangan ilmu matematika dan turunannya seperti aritmatika, aljabar, trigonometri dan geometri. Banyak prestasi yang dibuat oleh orang Arab dan Muslim untuk ilmu ini. Sehingga hal ini akhirnya membuat orang Barat kagum dan takjub. Bahkan salah seorang orientalis Perancis yang bernama Louis-Pierre-Eugène Sédillot menulis dalam bukunya (Histoire des Arabes): “Orang-orang Arab memiliki minat khusus dalam semua bidang turunan ilmu matematika; Dan mereka sebenarnya adalah guru bagi kami (orang Barat) di bidang ini.”

Ashabul A’rof dan Akhir Perjalanan Mereka

Siapa itu ashabul a’rof ? Bagaiman nasib akhir kehidupan ashabul a’rof ? Apakah a’rof adalah tempat akhir selain surga dan neraka? Tulisan ini insya Allah akan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan tersebut. PENGERTIAN ASHABUL A’ROF Di akhirat kelak ada tempat selain dari surga dan neraka bernama ‘ al-A’rof ’. Secara definitif prespektif etimologi dari bahasa arab yang artinya adalah ‘tempat tinggi’. Secara istilah artinya adalah tempat yang tinggi berada diantara surga dan neraka, dimana orang yang berada di situ bisa melihat penduduk surga dan neraka. Orang-orang yang berada di tempat ini adalah orang-orang yang pahala kebaikannya dan dosa keburukannya memiliki berat yang sama. Kemudian orang yang berada ditempat ini akan dimasukkan kedalam surga bukan di neraka. Di antara kriteria ashabul a’rof adalah orang-orang yang keluar berjihad di jalan Allah tanpa izin orang tua. Kemudian mereka ini terbebas dari neraka karena mereka terbunuh di jalan Allah. Dan mereka tertahan untuk...