Skip to main content

KHUTBAH JUM'AT: Tanda Hidayah Allah Diberikan Pada Seseorang

Khutbah Pertama

إنَّ الحمدَ لله، نحمدُه، ونستعينُه، ونستغفرُه، ونتوبُ إليه، ونعوذُ به من شرورِ أنفسِنا، ومن سيِّئاتِ أعمالِنا، من يهدِه الله فلا مُضِلَّ له، ومن يضلل فلا هاديَ له؛ وأشهدُ أن لا إلهَ إلا اللهُ وحدَه لا شريكَ له، وأشهدُ أن محمدًا عبدُه ورسولُه، صلَّى اللهُ عليه وعلى آلهِ وصحبِهِ وسلَّمَ تسليمًا كثيرًا إلى يومِ الدين.

أمَّا بعدُ: فيا أيُّها الناسُ، اتَّقوا اللهَ تعالى حَقَّ التقوى.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah…

Bertaqwalah kalian kepada Allah dengan taqwa yang berkualitas..

Hamba-hamba Allah, tujuan Allah menciptakan makhluk-Nya untuk beribadah, untuk taat dan untuk mencintai pencipta-Nya, hal ini sebagaimana yang Allah firmankan dalam al-Qur’an,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Qs. al-Dzariat: 56)

Allah akan ridha kepada hambanya jika hamba tersebut hanya menyembah-Nya saja dan tidak mensekutukan dengan yang lain. Allah akan marah kepada hambanya ketika ia kufur dan syirik menyembah selain Allah. Allah berfirman,

إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

“Jika kamu kafir (ketahuilah) maka sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu dan Dia tidak meridai kekafiran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia Meridai kesyukuranmu itu.” (Qs. al-Zumar: 7)

Sesungguhnya seoarang mukmin jika memperhatikan nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya, pasti dia akan melihat bahwa nikmat hidayah Allah dengan iman dan kemulian karena Islam adalah nikmat yang paling besar serta yang paling mulia. Hal ini sebagaimana Allah berfirman,

يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُل لَّا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُم بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

“Mereka merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, “Janganlah kamu merasa berjasa kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah yang Melimpahkan nikmat kepadamu dengan Menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang benar.” (Qs. al-Hujurat: 17)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah…

Seorang mukmin yang di dunia ini telah diberikan oleh Allah nikmat Islam dan iman, tentu dia akan takut jika ia terjatuh kedalam fitnah. Ia akan takut jika menyeleweng setelah mendapat petunjuk. Ia akan takut jika tersesat setelah menjadi hamba yang istiqamah dalam kebaikan. Takut terhadap hawa nafsunya. Takut terhadap musuh Allah yang bernama Iblis dengan segala pengintaiannya yang mana iblis adalah musuh seorang mukmin turun temurun dari ayahnya Nabi Adam.

Allah katakan dalam firman-Nya,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاء مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاً

“Dan (ingatlah) ketika Kami Berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhan-nya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim.” (Qs. al-Kahfi: 50)

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Qs. Fatir: 6)

Maka seorang mukmin hendaknya berusaha mencari keridhaan Allah. Mencari petunjuk Allah, serta mencari hal-hal yang bisa memunculkan hidayah-Nya sehingga ia bisa mendapatkannya. Dengan harapan ketika hidayah telah didapatkan akan terus istiqamah di atas petunjuk. Selain itu supaya bisa bertemu dengan Allah dalam keadaan yang terbaik.

Di anatara yang menjadi tanda seseorang mendapat hidayah Allah adalah ia akan untuk selalu istiqamah dalam kebaikan dan petunjuk. Seorang hambah akan selalu dituntun oleh Allah untuk beramal shalih. Ia akan dimudahkan dalam amalan sholeh, baik yang berupa amalan badan seperti sholat. Atau amalan harta seperti infaq, zakat, atau sedekah. Atau amalan sholih yang lain seperti haji, puasa, berbakti kepada orang tua dan lain sebagainya. Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah,

وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

“Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung.” (Qs. al-Ahzab: 71)

Selain itu di dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ فَقِيلَ كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ

“Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia akan menggunakannya." Lalu ditanyakanlah pada beliau, "Bagaimanakah Allah menggunakannya wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Dia akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dijemput kematian.” (Hr. Tirmidzi 2068)

Dalam hadits lain, Rasulullah pernah ditanya tentang ‘siapakah manusia yang paling baik?’, maka beliau menjawab,

مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ

“Wahai Rasulullah, siapa orang terbaik itu? Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam menjawab: "Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya."” (Hr. Tirmidzi 2251)

Kemudian di antara taufiq Allah yang diberikan kepada hamba adalah dengan meberikan hamba rizki berupa ilmu yang bermanfaat yang menuntun kepada kebaikan hamba-Nya. Ilmu itu kemudian akan mengeluarkan dia dari gelapnya kebodohan dan kesesesatan.

Bermanfaat atau tidaknya sebuah ilmu itu ditandai dengan bertambahnya rasa takut seorang hamba dengan Allah. Hal ini sebagaimana yang Allah firmankan,

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء

“Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.” (Qs. Fathir: 28)

Allah ta’ala memberikan keistimewaan kepada orang-orang yang berilmu dibanding yang lainnya,

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ

“Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran” (Qs. al-Zumar: 9)

Adanya ilmu, akan bisa menjadi perantara terpenuhinya kebutuhan seorang hamba. Dengan ilmu, seseorang bisa mengenal Tuhannya. Dengan ilmu, seorang bisa mengetahui batasan halal dan haram pada agamanya. Sehingga dengan ilmu juga, seseorang memiliki kecerdasan dalam menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya. Rasulullah bersabda,

مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama” (Hr. Bukhari 69)

Di antara tanda-tanda seorang hamba yang mendapatkan hidayah Allah adalah dengan konsistensi dia untuk selalu berbuat kebaikan. Selain itu dia juga menjadi orang menyeru kepada kebaikan itu. Ia juga menjadi orang yang selalu mengajak kebaikan masyarakat serta memperbaiki akhlak mereka. Ini yang kemudian disebut dengan dakwah sebagaimana yang telah dilakukan oleh para Nabi dan Rasul. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri)?” (Qs. Fushilat: 33)

Dalam firman Allah yang lain,

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءكُمُ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنَاْ عَلَيْكُم بِوَكِيلٍ

“Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.” (Qs. Yusuf: 108)

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,

لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ

“sungguh petunjuk Allah yang diberikan kepada seseorang (hingga Ia masuk Islam) melalui perantaraanmu, adalah lebih baik bagimu daripada kamu memperoleh nikmat yang melimpah ruah dari unta merah.” (Hr. Muslim 4423)

Dan di antara tanda-tanda adanya hidayah pada seorang hamba adalah dengan menuntunya kepada taubat nasuha selagi ia masih hidup. Ia akan menuntun untuk bertaubat atas dosa yang dia lakukan terhadap Tuhannya. Baik itu berupa meninggalkan kewajiban atau menerjang sesuatu yang haram. Dia akan selalu dituntun untuk menjauhi segala perbuatan dzalim dengan sesama hamba. Ia akan dituntun oleh Allah untuk selalu memenuhi hak orang lain secara sempurna. Ia akan dituntun untuk menjauhi perbuatan nista yang berkaitan dengan harta seperti mencuri, merampok, korupsi, berbuat curang dalam transaksi jual beli, dan lain sebagainya.  Ia akan dituntun untuk tidak berlari dari tanggung jawab atas sesama hamba. Semua ini disebabkan karena orang yang mendapat hidayah akan selalu dituntuk untuk bertaubat pada setiap kesalahan yang telah dilakukan.

Rasulullah bersabda,

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.'” (Hr. Muslim 4678)

Di antara bentuk hidayah Allah telah ada pada seorang hamba adalah ia akan dijauhkan dari perbuatan perbuatan di atas. Jika seseorang telah mendapat hidayah dari Allah ia akan selalu dituntun untuk menebus setiap dosa yang telah dia lakukan dengan sesama makhluk.  Ia akan mengembalikan setiap hak yang telah ia dapat atau ia rampas tanpa izin atau mengambilnya secara dzalim. Hal ini akan berjalan seperti ini hingga ajal menjemput sehingga ketika hari kiamat ia tidak termasuk orang yang rugi.

Kemudian di antara tanda adanya hidayah pada seorang hamba adalah jiwanya menjadi baik. Dalam artian ia akan menjadi seorang hamba yang lapang dada. Ia akan menjadi pribadi yang selalu menolong orang lain dengan kadar kemampuannya. Karena ini hanya akan dilakukan oleh orang-orang yang mendapatkan hidayah dari Allah ta’ala. Rasulullah bersabda,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَاءَهُ السَّائِلُ أَوْ طُلِبَتْ إِلَيْهِ حَاجَةٌ قَالَ اشْفَعُوا تُؤْجَرُوا وَيَقْضِي اللَّهُ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا شَاءَ

“Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam jika datang kepadanya seorang yang meminta atau memerlukan sesuatu Beliau bersabda: "Penuhilah oleh kalian, nanti kalian akan diberikan pahala, sedangkan Allah pasti akan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya melalui lisan NabiNya". (Hr. Bukhari 1342)

Kemudian di antara tanda seseorang mendapatkan hidayah dari Allah adalah dengan seorang memiliki perhatian yang lebih kepada al-Qur’an. Ia banyak memperlajari kandunganhan al-Qur’an. Ia memiliki kekuatan yang lebih ketika memberikan perhatian kepada al-Qur’an. Di antara hamba Allah yang terbaik adalah seorang hamba yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya. Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits yang berbunyi,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.” (Hr. Bukhari 4639)

Di antara tanda seseorang mendapat hidayah Allah adalah ketika ia menjadi pelaku amar ma’ruf dan nahi munkar. Ia selalu mengajak kebaikan dan melarang keburukan dengan seluruh kemampuannya. Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah akhlak orang yang beriman. Allah berfirman,

التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدونَ الآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman.” (Qs. al-Taubah: 112)

Maka seorang mukmin adalah pelaku kebaikan sebelum ia menyerukan kepada orang lain. Seorang mukmin adalah orang komitmen atas ketaatan terhadap ajaran agamanya. Ia akan selalu komitment untuk berbuat baik. Kemudian dia akan mengajak teman-temannya, tetangga dan keluarganya untuk turut berbuat kebaikan ketika ia melihat kemungkaran yang mereka lakukan. Ia akan meberikan peringatan dengan mengingatkan dosa dunia dan akhirat kepada mereka, karena ia mencintai mereka sebagaimana ia mencintai diri sendiri.

Kemudian di antara tanda bahwa seorang hamba mendapatkan hidayah dari Allah adalah ia mendapat rizki berupa bakti kepada orang tua. Ia akan selalu bersikap baik, membantu, berucap sopan dan rendah hati kepada kedua orang tuanya. Baktinya kepada kedua orang tua akan lebih meningkat lagi ketika kedua orang tuanya ini semakin tua dan menjadi lemah. Hal ini sebagaimana Allah berfirman,

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً -٢٣- وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً -٢٤-

“Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhan-ku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Qs. al-Isra’: 23-24)

Ia akan selalu mendo’akan kedua orang tuanya setelah mereka meninggal. Do’a inilah yang kemudian menjadi amal sholih yang tidak pernah terputus meski kedua orang tua sudah meninggal. Rasulullah bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ وَعِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; Sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shalih yang mendoakannya.” (Hr. Tirmidzi 1297)

Dan di antara tanda hidayah Allah telah ada pada seseorang adalah ia akan memberikan nafkah kepada anak dan istrinya dengan nafkah yang halal. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah,

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فَمِ امْرَأَتِكَ

“Sesungguhnya, tidaklah kamu menafkahkan suatu nafkah yang dimaksudkan mengharap wajah Allah kecuali kamu akan diberi pahala termasuk sesuatu yang kamu suapkan ke mulut istrimu” (Hr. Bukhari 54)

Dan di antara tanda hidayah Allah telah ada pada hambanya, ia akan selalu bersikap dengan akhlak yang baik. Ia akan berlemah lembut. Ia akan menjauhi akhlaq yang buruk.

Selain itu ia juga adalah orang yang rajin dalam melaksanakan shalat wajib 5 waktu. Di dalam benaknya tidak ada perkara yang lebih penting dari pada shalat 5 waktunya.

Di antara tanda hidayah Allah yang lain, seorang hamba akan dijauhkan dari memakan riba dan harta haram lainnya. Ia akan berusaha menjauhinya dan tidak menganggapnya sebagai perkara ringan. Karena Allah telah memberikan larangan dengan tegas melalui firmannya,

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُواْ إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَن جَاءهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىَ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah Menghalalkan jual beli dan Mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhan-nya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Qs. al-Baqarah: 275)

Di antara tanda-tanda seseorang mendapatkan hidayah Allah adalah, ia diberi rizki berupa kebenaran di setiap ucapan dan tindakanyya. Maka jika dia berucap, ia berucap dengan benar dan jika ia berbuat, ia berbuat dengan tepat. Ia akan selalu menyeru kepada petunjuk. Aktifitasnya hanya kesibukan dalam hal-hal yang bermanfaat untuk perkara dunia dan akhiratnya. Ia akan dijauhkan dari perbuatan sia-sia. Rasulullah bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ

“Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” (Hr. Tirmidzi 2239)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَ لَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْم، وَنَفَعَنِيْ وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالْذِّكْرِ الْحَكِيْمِ أَقُوْلُ قِوْلِ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ لِيْ وَ لَكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الْرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KE DUA

الحمد لله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه، كما يحب ربنا و يرضى، و أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده و رسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه، وسلم تسليما كثيرا إلي يوم الدين.

أما بعد فيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Hamba-hamba Allah yang bertaqwa…

Seorang muslim yang hidup di dunia ini pasti akan menghadapi berbagai fitnah. Fitnah yang datang itu bisa berupa godaan untuk menjauh dari jalan istiqamah. Maka tidak mungkin seorang mukmin untuk tidak meminta tolong kepada Allah. Meminta untuk selalu diberi hidayah, untuk selalu berada pada ketepatan dalam bertundah, meminta untuk kokoh kepada kebenaran. Hal ini sebagaimana yang Allah firmankan,

وَلَوْلاَ أَن ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئاً قَلِيلاً -٧٤- إِذاً لَّأَذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ

“Dan sekiranya Kami tidak memperteguh (hati)mu, niscaya engkau hampir saja condong sedikit kepada mereka, jika demikian, tentu akan Kami Rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan berlipat ganda setelah mati,” (Qs. al-Isra’: 74-75)

Seorang mukmin harus selalu meminta tolong kepada Allah untuk selalu dikuatkan hatinya menghadapi fitnah. Tujuannya agar tidak pernah tergeser jalannya sedikitpun dari jalan kebenaran. Bahkan sekelas Nabi Yusuf juga melakukan hal ini sebagaimana yang dikisahkan dalam firman Allah,

وَإِلاَّ تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ الْجَاهِلِينَ -٣٣- فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ -٣٤-

“Jika aku tidak Engkau Hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.” Maka Tuhan Memperkenankan doa Yusuf, dan Dia Menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Dia-lah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Qs. Yusuf: 33-34)

Sesungguhnya seorang mukmin akan meminta tolong kepada Allah agar selalu teguh pada kebenaran. Sehingga ia tidak melenceng dari petunjuk. Selain itu ia akan meminta agar dijauhkan dari larangan Allah. Seorang mukmin akan meminta kepada Allah agar dimampukan untuk menjalankan perintah Allah. Ia akan meminta agar dijauhkan dari sifat sombong, bangga diri dan ujub meskipun hanya sebiji sawi. Karena sombong dan bangga diri merupakan bencana bagi seorang muslim. Rasulullah bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." Seorang laki-laki bertanya, "Sesungguhnya laki-laki menyukai apabila baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah itu bagus menyukai yang bagus, kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (Hr. Muslim 131)

Maka arti dari kesombongan adalah menolak kebenaran. Orang yang sombong, jika melakukan kesalahan ia tidak mau diberikan perbaikan. Orang yang sombong, jika ia menulis tulisan yang salah ia tidak mau mengatakan ‘saya bersalah’. Ia akan selalu mengulang-ngulang keburukan dan kesalahannya. Ia akan tetap mempertahankan kesalahan. Ia tidak akan pernah menerima kebenaran. ia tidak akan kembali kepada kebenaran.

Akan berbeda halnya dengan seorang mukmin. Ia akan terima setiap kebenaran yang ada. Ucapan yang benar adalah tujuannya. Mengamalkan kebenaran adalah tujuannya. Jika ia tidak mengetahui tentang kebenaran, ia akan mendatangi orang yang bisa mengajarkan dan menuntunnya. Ia akan mencari orang yang bisa membangunkan dari kelalainnya. Ia akan mencari orang yang bisa memperbaiki kesalahannya. Ia bersyukur kepada Allah atas itu semua dan kemudian memuji Allah. Ia menyadari bahwa berada di atas kebenaran adalah nikmat terbesar dari seluruh nikmat yang diberikan oleh Allah. Sehingga seorang mukmin tidak akan berlarut-larut dalam kesalahan. Ia tidak akan terus-menerus dalam kedurhakaan.

Ketahuilah hamba-hamba Allah yang semoga selalu dirahmati-Nya…

Ketahuilah bahwa perkataan yang terbaik adalah kitabullah. Sebaik baik petunjuk adalah petunju Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Seburuk-buruk perkara adalah yang menyelisihi kitabullah dan petunjuk Nabi. Dan setiap perkara yang bertentangan dengan kitabullah dan sunnah Nabi adalah bid’ah. Hendaknya kalian selalu bersama dengan kaum muslimin. Karena tangan Allah menaungi kebersamaan. Barang siapa yang menahan dirinya untuk berpisah dari kaum muslimin, maka ia telah menahan dirinya untuk tidak terjatuh ke dalam neraka.

Berikanlah shalawat kalian kepada hamba hamba Allah, Rasul-Nya Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana Allah telah memerintahkan hal tersebut. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Qs. al-Ahzab: 56)

Marilah kita tutup khutbah pada siang hari ini dengan sholawat dan do’a…

قال تعالى:﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾ [الأحزاب: 56[

اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّم وبارك على عبدِك ورسولِك محمد، وارضَ اللَّهُمَّ عن خُلفائِه الراشدين: أبي بكر، وعمرَ، وعثمانَ، وعليٍّ؛ وعَن سائرِ أصحابِ نبيِّك أجمعين، وعن التابِعين، وتابِعيهم بإحسانٍ إلى يومِ الدين، وعنَّا معهم بعفوِك، وكرمِك، وجودِك، وإحسانك، يا أرحمَ الراحمين.

اللهم أعِزَّ الإسلامَ والمسلمين، وأذِلَّ الشركَ والمُشرِكين، ودمِّرْ أعداءَ الدين، وانصُرْ عبادَك المُوَحِّدين، واجعلِ اللَّهُمَّ هذا البلدَ آمنًا مُطمئِنًا، وسائرَ بلاد المسلمين يا ربَّ العالمين؛ اللَّهمَّ آمِنَّا في أوطانِنا، وأصلح أئمتنا ووُلاةَ أمرِنا، اللهم وفِّقْهُم لما فيه صلاح الإسلامِ والمُسلمين.

اللَّهمّ وفِّقْ إمامَنا إمامَ المسلمينَ عبدَ الله بنَ عبدِ العزيزِ لكلِّ خير، وأمِدَّه بعونك وتوفيقك وتأييدك، واجعله بركةً على مجتمعه وعلى المسلمين أجمعين؛ اللهم وفق ولي عهده سلطان بن عبدالعزيز لكل خير، سدده في أقواله وأعماله، وامنحه الصحة والنشاط والعافية؛ ووفق النائب الثاني نايف بن عبد العزيز لكل خير، سدده في أقواله وأعماله، وأعِنْه على مسئوليته، إنك على كل شيء قدير.

اللهم احفظ دماء المسلمين، اللهم صن أعراضهم، واحقن دمائهم، واجمع كلمتهم على الحق، ووفقهم للصواب، إنك على كل شيء قدير، ﴿ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ ﴾ [الحشر: 10]، ﴿ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴾ [الأعراف: 23[

اللهم أنت اللهُ لا إله إلا أنت، أنت الغنيُّ ونحن الفقراء، أنزل علينا الغيثَ، واجعل ما أنزلتَه قوةً لنا على طاعتك وبلاغاً إلى حين، اللَّهمَّ أغثنا، اللّهمَّ أغثنا، اللهمَّ أغثنا، اللهم سقيا رحمة لا سقيا بلاء ولا هدم ولا غرق، ﴿ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴾ [البقرة: 201[

عباد الله: ﴿ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴾ [النحل: 90]، فاذكروا اللهَ العظيمَ الجليلَ يذكرْكم، واشكروه على عُموم نعمه يزدْكم، ولَذكرُ الله أكبرُ، والله يعلم ما تصنعون.

Comments

Popular posts from this blog

Dowload Buku Iqro’ 1-6 pdf

Siapa yang tidak kenal dengan buku iqro’? hampir tidak ada di Indonesia ini yang tidak mengenal buku iqro’. Buku ini sangat populer diseluruh anak Indonesia yang ingin belajar membaca al-Qur’an.

DAMPAK MENGERIKAN MAKANAN HARAM (khutbah Ust. Abdullah Manaf Amin)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله ..... لا اله الا الله و الله أكبر... الله أكبر و لله الحمد إِنَّ اْلحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ونستغفره  ونستهديه و نتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له, أشهد أن لاإله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صلى على محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلي يوم الدين أما بعد, قال تعالى فى القران الكريم, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم... يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (ال عمرن: 102) يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً (النساء: 1) ياأيها الذين امنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله وؤسوله فق

Perbedaan Adat dan Urf dalam Disiplin Ilmu Ushul Fiqh

A.    Definisi Adat dan Urf Definisi adat: العادة ما استمرّ الناس عليه على حكم المعقول وعادوا اليه مرّة بعد أخرى Adat adalah suatu perbuatan atau perkataan yang terus menerus dilakukan oleh manusia lantaran dapat diterima akal dan secara kontinyu manusia mau mengulangnya.

KAJIAN HADITS ‘KULLU QORDHIN JARRO NAF’AN FAHUWA RIBA’ DALAM PANDANGAN MUHADDITSIN DAN FUQAHA’

Oleh: Amri Yasir Mustaqim [1] Hadits كل قرض جر نفعا فهو ربا dikategorikan oleh muhadditsin sebagai hadits yang marfu’, mauquf dan juga maqtu’. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

APAKAH MUBAH TERMASUK HUKUM TAKLIFI?

  Sebagaimana yang diketahui, hukum taklifi adalah hukum yang bersifat ‘beban’ bagi seorang mukallaf. Dikatakan ‘beban’ atau taklif karena pada hukum ini ada suatu perintah dari Allah yang membebani seorang mukallaf untuk mengerjakan sesuatu, meninggalkannya atau memilih antara meninggalkan dan mengamalkan. Nah, untuk bagian ‘beban mengerjakan’ dan ‘beban meninggalkan’ ini sudah jelas kalau memang hal tersebut merupakan ‘beban’. Namun yang menjadi pertanyaannya, ketika seorang mukallaf diminta untuk memilih mengerjakan atau meninggalkan sesuatu, di mana letak ‘beban’nya untuk kategori ‘memilih antara mengerjakan atau meninggalkan’? atau lebih spesifik lagi, di mana letak ‘beban’ atau taklif nya hukum mubah ? Jawabannya, Jumhur ulama berpendapat, mubah bukan termasuk hukum taklifi . Hal ini disebabkan karena hakikat hukum taklifi adalah pembebanan dan sisi masyaqqah (kesulitan). Artinya mubah tidak termasuk hukum taklifi karena tidak adanya ‘pembebanan’ di dalam perkara muba

KHUTBAH JUMAT (3) KEBAHAGIAAN DALAM HIDUP

KHUTBAH PERTAMA الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على رسوله الكريم، وعلى آله وصحبه أجمعين، اللهّم صلّ على محمّد وعلى أل محمّد كما صلّيت على إبراهيم و على أل إبراهيم إنك حميد مجيد. فيا عباد الله أوصيكم وإياي نفسي بتقوى الله، حيث قال جلّ و على في كتابه التنزيل (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ) و (   َيا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ) وقال في أية الأخرى   ( يا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ) أمّا بعد. Jamaah sholat jumat yang dirahmati Allah... Marilah kita bersyukur kepada Allah ta’ala . Karena Allah telah memberikan bany

TELAAH KITAB SUNAN IBNU MAJAH

A.       Penyusun kitab Sunan Ibnu Majah dan komentar para Ulama’ Penyusunnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah, Ar-Rabi’iy Al-Qozawainy atau masyhur dengan sebutan Ibnu Majah. Kitab beliu ini cukup bermanfaat, hanya saja kedudukannya di bawah lima kitab hadits terdahulu. Di dalam kitab ini pula terdapat hadits-hadits dho’if, dan sejumlah hadits shahih. Sebagai catatan bahwa apabila ahli hadits mengatakan, ”Hadits yang diriwayatkan atau yang dikeluarkan oleh As-Sittah” maka maksud dari ungkapan tersebut adalah hadits yang dicantumkan di dalam kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, jami’ At-Tirmidzi, Sunan An-Nasa’I, dan Sunan Ibnu Majah. B.       Kritik terhadap Kitab Sunan Ibnu Majah Sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Abu Syu’bah bahwa diantara ulama yang mengkritik Sunan Ibnu Majah adalah Al-Hafiz Abu faraj Ibnul Jauzi, beliau mengatakan bahwa  dalam kitab Sunan Ibnu Majah terdapat tiga puluh hadits yang tergolong hadits maudhu ’. Dianta

Pembatal-pembatal shalat dan apa-apa yang diharamkan di dalamnya

Telah kita ketahui bersama bahwa shalat merupakan ibadah yang diaksanakan dengan ucapan dan gerakan yang khusus, dalam pelaksanaan shalat kita wajib memenuhi syarat-syaratnya, begitu juga rukun-rukunnya harus mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam , sebagaimana dalam sabda beliau, “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku melaksanakan shalat.” Oleh karena itu, maka barang siapa yang melakasanakan shalat tapi tidak memenuhi syarat dan rukunnya, shalatnya dianggap batal dan ia wajib mengulanginya kembali. Selain itu pula disana ada fa k tor-faktor lain yang membatalkan shalat diantaranya adalah; 1.     Berbicara Yaitu mengucapkan dua kata atau lebih, atau dengan satu kata yang bisa dipahami. Telah dikhabarkan dari Zaid bin arqam ia berkata, “Suatu ketika kami berbicara dalam shalat, yaitu ada seseorang yang berbicara dengan temannya yang berada disampingnya, sehingga turun ayat, “Dan laksanakanlah shalat karena Allah dengan khusyu’”.(al Baqarah:238), mak

ACUAN TARGET HAFALAN AL-QUR’AN PER BARIS, PER BULAN SAMPAI HAFIZH 30 JUZ

Apakah anda ingin menghafal al-Qu’an? Jika memang iya, ini adalah target waktu hafalan al-Qur’an yang bisa anda pilih dengan kondisi dan kemampuan anda masing-masing. Anda bisa menimbang antara target dan kemampuan. Dengan memiliki target ini anda bisa mengukur kapan anda bisa selesai menghafal al-Qur’an. Menghafal al-Qur’an adalah program seumur hidup. Jika anda tidak memiliki target, sebaik apapun kemampuan, anda tidak akan tercapai. Namun jika anda menghitungnya dengan tepat anda akan mendapatkannya. Meskipun dengan relatif waktu yang tidak cepat. Asalkan memiliki komitmen yang kuat. Berikut adalah acuan hafalan yang anda dapatkan jika anda menghafal al-Qur’an perbaris. Acuan al-Qur’an yang digunakan dalam tulisan ini adalah mushaf utsmani yang 1 halamannya berjumlah 15 baris. 1 juz berjumlah 20 halaman. Ø   Jika anda menghafal 1 baris sehari, maka anda akan hafal 1 juz dalam 10 bulan, dan hafal al-Qur’an dalam 24 tahun 4 bulan. Ø   Jika anda menghafal 2 baris sehari, and