Ketika ada seorang pria bicara kepada pacarnya, “Aku cinta
kamu karena Allah, dek.” Pacar??? Sambil pegangan tangan. Mesra-mesraan di
balik dinding facebook atau di medsos lainnya. Aduh, jangan bawa-bawa nama
Allah untuk urusan kemaksiatan. Malaikat saja mungkin gerah melihat kedustaan
seperti ini.
Setan sangat pandai memainkan hati manusia. Menebar
syubhat-syubhat yang terkadang manusia tidak pernah sadar dengan syubhat
tersebut. Setan berusaha menjauhkan manusia dari Allah. Bahkan tidak jarang
orang-orang yang sudah faham islam menjadi sasaran setan yang lebih diutamakan.
Sebab kerusakan yang di timbulkan bisa lebih besar. Kertergelinciran mereka
akan diikuti oleh orang-orang jahil.
Menganggap pacaran sebagai ‘anugrah cinta suci dari
Ar-Rahman’. Lebay… Salah besar. Memang cinta adalah anugrah dari Allah. Allah
yang maha membolak-balikkan hati. Apalagi jatuh cinta, ya terkadang kita tidak
sadar sejak kapan kita jatuh cinta. Tiba-tiba saja perasaan berbunga-bunga
berjuta rasa. Tapi menjadi najis dengan asyik berduaan. Mojok berdua sambil
pegangan tangan, Telpon-telponan, cahting,. Ini godaan setan, hati-hati.!!
Gambaran mudahnya ibarat air mineral yang bersih, jernih,
dingin yang ada di tengah padang pasir, ianya dapat digunakan untuk minum,
bersuci, mengembalikan bersih benda-benda yang kotor. Kemudian air tadi
tercampuri dengan air kencing. Rusak semua air tadi. Tidak lagi suci tidak pula
mensucikan. Pertanyaannya, sejak kapan pacaran masuk dalam definisi suci?
“ehh, ngga’ kok kita seriusan kok...” cieee, sejak kapan pacaran
dikategorikan serius. Kalau mau serius ya menikah. Serius pacaran, asyik mak
nyus. Menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Gitu dianggap
serius!!. Serius itu gambarannya si
laki-laki nembaknya bukan pacaran. Tapi bawa rombongan sekeluarga, lantas
dengan suara gugup bicara ke wali perempuan, tentang tanggal, tempat dan sebagainya.
Di luar itu cara nembaknya. Sama sekali bukan keseriusan. Lantas nanti kalau
putus ya sudah tidak usah galau tingkat benua. Memang tidak ada hukum di dunia
yang merestui pacaran. Apalagi di akhirat.
Orang yang serius menikah saja bisa bercerai. Apalagi yang
hanya pacaran. Tidak perlu upload foto mesra. Tulis-tulis status mesra. Ngetwet
cinta berlebihan. Mesra sekali di dunia maya!, bilang I Love U tiap hari. Memangnya
kalo sudah putus nanti mau di kemanakan itu semua. Mau diletak dimana ini muka.
Kiranya ada yang sudah menikah 100 tahun saja mungkin tidak segitunya. Lha
ini malah,..Jangan tergoda dengan setan.
“Kami pacarannya islami kok, tahu batas-batasnya.” Inna lillahi.., ini juga perangkap
setan. justeru dengan pacaran, batas terbesarnya sudah dilanggar. Kalau memang
ada pacaran islami, maka besok lusa, acara bergosip di televisi akan ngaku
gosip islami. Yang pembawa acara gosipnya seperti cacing kepanasan akan membuka
acara dengan: “Hei hei pemirsa, assalammualaikum, hallo apa kabar sih? Kalian
tahu nggak penonton, masya Allah, subhanallah, kucing sebelah rumah selingkuh.”
Astagfirullah. Mari kita berdoa semoga selingkuhannya diberikan jalan
tobat, Allah SWT berfirman, Rasulullah bersabda, bla bla bla.” Tidak ada
pacaran islami, samapai kapanpun tidak ada. Sekalipun dimulai dengan basmalah,
di isi dengan konsultasi syariah dan diakhiri dengan do’a kafaratul majlis.
Tidak ada!.
“Beneran loh, pacaran itu menambah semangat belajar." Oh
iya? Lantas hitung sendiri nanti ya, berapa banyak waktu sia-sia yang dihabiskan,
berapa banyak galau, tidak menentu. Dan silahkan cek sendiri, apakah dengan
pacaran hafalan qur’an meningkat atau malah hilang secara bertahap. Bisa shalat
dengan khusyu’. Melamun ditengah-tengah pelajaran. Lupa shalat malam. Merasa
gerah dan jengah di tengah-tengah lingkungan taat ma’had. Jujur saja lah… mau mendengarkan,
mau obyektif, besok lusa, saat sudah 40, 50 atau 60 tahun, pikirkan, apakah
memang ada manfaatnya pacaran jaman kalian masih remaja dulu? Kelak, kalau kita
sudah berkeluarga, sudah jadi orang tua, punya anak2 remaja, sekolah, kuliah
seumuran kita seperti sekarang, saat mereka bertanya tentang bagaimana dulu
bapak-ibunya menikah, semoga kita punya jawaban baik, membanggakan serta
membuat mereka belajar banyak. Bukan jawaban, “Jangan seperti bapak-ibu-mu dulu,
Nak.”
“Aku rela berkorban demi dia”. Bela-belain beli kado, hadiah, buat
siapa? Pacar? Tapi beliin orang tua, adik, kakak, kado, hadiah malah amit-amit.
Bela-belain ngantar siapa tadi? Pacar? Rela hujan-hujanan, rela ngutang, rela
semua. Tapi nganterin orang tua, adik, kakak, malah boro-boro, ngga’
kepikiran. Kalau kepikiran juga paling jawabannya ‘ogah’. Ini jerat setan.
Sudahlah,.. Jodoh adalah urusan Allah. Memang tidak ada
larangan untuk jatuh cinta. Kita tidak perhatian, Justru ketika kita dengan
lancang mendahului kehendak Allah, kita terjerumus kepada hal yang haram. Tidak
perlu buru-buru. Apalagi pingin tahu, coba-coba. Biarlah waktu yang mengharu
biru itu datang sendirinya. Semua orang pasti tercatat jodohnya di sisi Allah. Biarlah
Allah yang membuat sekenario cinta kita dan menyingkapnya mengatur yang terbaik
untuk happy ending.
Fikirkan, rasakan, hayati, perhatikan, amalkan. Setan tidak
akan pernah rela manusia merasakan kebahagian hakiki. Ingatlah selalu,
masa-masa remaja kita itu pendek sekali, hanya berapa tahun sih? Tapi masa tua
kita, terbentang panjang puluhan tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun. Jangan
sampai mengorbankan masa remaja yang spesial tersebut. karena kita akan hidup
puluhan tahun dengan sisanya. Banyak-banyaklah belajar, fokus sekolah, menambah
ilmu pengetahuan, habiskan waktu bersama adik, kakak, keluarga, bersama
teman-teman terbaik yang saling mengingatkan. Hati-hati lho, setan itu
menghancurkan dunia kita, lebih dari itu merusak agama kita. Imbasnya kelak
kita menjadi temannya di neraka. Mau?
Jujur lah pada diri sendiri. Menginsyafi segala yang berlalu
dan bertaubat. Tentu saja bertaubat tidak semudah bicara “Ya Allah ampuni
hambaMu,..”. Tidak semudah itu. Akan ada teman-teman yang menjauh, menganggap
kita sombong, sok alim. Ya biar lah dibilang sok alim. Memang tidak ada di
dunia ini orang yang 100% alim. Tapi kita berusaha memperbaiki diri, memulai
lembaran baru. Kenapa tidak?
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً
إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia
sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” QS. Fatir:6
Comments