Skip to main content

Khutbah Jum'at | TAKUT MENYIMPANG DARI AJARAN ALLAH



KHUTBAH PERTAMA
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah ta’ala...
Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan di dalam al-Qur’an:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ * رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ([إبراهيم: 35 -36].
 “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala. Ya Tuhan, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia. Barangsiapa mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ibrahim: 35-36)
Para ulama menjelaskan ayat ini adalah tentang meminta kepada Allah agar tetap teguh dengan tauhid, ajaran islam, menjauhi peribadatan berhala. Bahkan nabi Ibrahim sendiri meminta kepada Allah tentang hal tersebut. Karena kalau bukan karena pertolongan Allah, beliau tentu akan sangat lemah untuk menjauhi hal yang telah disebutkan. Dan tidak ada yang bisa menjaga dirinya selain dengan penjagaan Allah subhanahu wa ta’ala.

Jama’ah yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala...
Kalau seorang nabi Ibrahim saja sangan takut terjatuh ke dalam syirik, dan bersungguh-sungguh meminta kepada Allah agar menjaga dirinya dan keturunannya supaya tidak terjatuh ke dalam syirik, lalu bagaimana dengan kita? Bukankah kita lebih pantas untuk memintak kepada Allah agar menjaga kita. Kita lebih pantas untuk khawatir jatuh ke dalam kubangan syirik dari pada nabi Ibrahim alaihis salam.
Jamah yang dirahmati Allah, kita belajar tentang seuatu yang sangat penting dari ayat ini. Tentang betapa mendesaknya kebutuhan kita untuk bergantung kepada Allah, dan meninggalkan ego kita jauh-jauh. Juga kita harus wapada terhadap diri kita sendiri yang terlalu percara diri.
Maka orang yang merasa jauh dari syirik, orang yang merasa tidak akan terjatuh ke dalam penyimpangan, orang yang merasa aman dari hawa nafsu. Perbuatan merasa aman dari penyimpangan adalah bentuk dari kemunafikan. Merupakan bentuk dari ujub atau bangga diri. Hakikatnya mereka adalah orang yang paling mudah terjerembab ke dalam pikiran mereka sendiri.
Seorang tokoh salaf bernama Ibnu Abi Mulaykah berkata:
أَدْرَكْتُ ثَلاَثِينَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ -صلى الله عليه وسلم- كُلُّهُمْ يَخَافُ النِّفَاقَ عَلَى نَفْسِهِ
 “aku mengeran 30 orang sahabat nabi, dan setiap dari mereka pasti ketakutan jika diri mereka terjangkiti sifat munafik”
Seorang salaf yang bernama Ibrahim at-Tamimi mengatakan,
مَا عَرَضْتُ قَوْلِي عَلَى عَمَلِي إِلاَّ خَشِيتُ أَن أَكُونَ مُكَذَّبًا
“tidaklah amalanku jikalau tidak seimbang dengan apa yang aku ucap. Aku pasti khawatir jangan-jangan aku adalah pendusta”
Dan Al-Hasan mengatakan:
مَا خَافَهُ -النفاق- إِلاَّ مُؤْمِنٌ، وَلاَ أَمِنَهُ إِلاَّ مُنَافِقٌ
orang yang takut dengan sifat munafik, sebenarnya dia adalah mu’min. Dan orang yang merasa aman dari kemunafikan, itulah sebenarnya orang munafik”
Seorang mukmin itu adalah orang yang paling khawatir dengan kemunafikan. Khawatir tergelencir ke dalam fitnah. Sehingga kita harus menjauhi rasa aman tersebut. Allah ta’ala berfirman,
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلاَ تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ) [الأنعام: 68]
“Apabila engkau (Muhammad) melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Dan jika setan benar-benar menjadikan engkau lupa (akan larangan ini), setelah ingat kembali janganlah engkau duduk bersama orang-orang yang zalim.” (QS. al-An’am: 68)
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga menceritakan tentang gambaran Dajjal,
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ، فَوَ اللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهْوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ، فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ
“barang siapa yang mendengar kabar tentang Dajjal hendaklah menjauh darinya. Demi Allah sesunnguhnya ada seorang laki-laki yang mendatangi Dajjal dan dia mengira dirinya mu’min, tapi kemudian ternyata dia menjadi pengikutnya karena terjangkiti syubhat.”
Jamaah yang dirahmati Allah..
Inilah kisah nabi Yusuf. Putra dari rumah nabi yang penuh dengan iman. Beliau dihadapkan dengan fitnah dari wanita yang menjadi tuannya tapi beliau menolaknya.
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَن نَّفْسِهِ)[يوسف:23].
“Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya.” (QS. Yusuf: 23)
Beliau adalah wanita istana. Memangil nabi Yusuf untuk melayani syahwatnya. Wanita ini memilik banyak pengawal. Nabi Yusuf tidak bisa membela diri dan meolak tawaran. Dan sebagai siasat wanita ini dia kemudian mengunci pintu-pintu istana untuk kehati-hatian dirinya.
(وغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ)[يوسف:23]
“Dan dia menutup pintu-pintu” (QS. Yusuf: 23)
Dengan menutup pintu itu akhrinya tidak ada satu orangpun yang bisa melihat perbuatannya. Sehingga dia bisa melancarkan godaannya dengan aman dan tertutup. Kemudian dia tinggal mengajak yusuf untuk berzina yang keji dan kotor.
(وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ)[يوسف:23]
“lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” (QS. Yusuf: 23)
Namun yusuf kemudian berlari menjauh. Dan berserah nasib kepada Allah dan meminta perlindungan kepada Allah.
(قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ)[يوسف:23].
“Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah” (QS. Yusuf: 23)
Tidak ada pelarian dan perlindungan yang paling aman selain hanya kepada Allah semata. Tidak ada yang bisa melindungi manusia dari fitnah selain Allah ta’ala saja.
Tapi kemudian kisah ini tidak berhenti begitu saja. Wanita istiana ini punya siasat baru. Dia kemudian memberikan ancaman kepada yusuf jika tidak melakukan panggilan syahwatnya.
(وَلَئِن لَّمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِّنَ الصَّاغِرِينَ)[يوسف: 32]
“Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi orang yang hina.” (QS. Yusuf: 32)
Tapi nabi yusuf yang memiliki jiwa yang berish dan suci. Pemilik prinsip beragama yang kuat. Tidak pernah ada dalam kamus hidupnya untuk berkhianat. Beliau tidak punya pilihan selain berlari dari fitnah dan dengan jelas dan sepenuh hati beliau memilih untuk hidup di penjara.
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلاَّ تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ الْجَاهِلِينَ [يوسف: 33]
“Yusuf berkata, “Wahai Tuhan-ku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau Hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.” (QS. Yusuf: 33)
Tidak cukup itu saja, nabi Yusuf juga menambahkan,
وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ
“Jika aku tidak Engkau Hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka” (QS. Yusuf: 33)
Ya, beliau masih sangat takut terjerumus ke dalam fitnah. Beliau khawatir terjerembab dalam penyimpangan. Meskipun kedudukan beliau dalam keimanan sudah mencapai derajat yaqin. Disertai dengan kewaspadaan penuh. Serta penyerahan diri kepada Allah.
Maka siapapun yang berlari dari fitnah dan berlindung kepada Allah, niscaya Allah akan memelihara dari hal tersebut serta menyelamatkannya.
Maka kemudian,
(فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ) [يوسف:34]
“Maka Tuhan Memperkenankan doa Yusuf, dan Dia Menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Dia-lah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Yusuf: 34)
Seorang mukmin itu, jama’ah yang dirahmati Allah. Adalah orang yang takut terjerumus kepada penyimpangan. Khatir terjatuh ke dalam fitnah. Khawatir jika kemudain terpelenceng dari jalannya orang mu’min kepada jalan yang dilali oleh orang munafik. Inilah yang ditakuti oleh nabi Muhammad, jika sampai petaka ini menimpa ummatnya. Nabi Muhammad bersabda,
إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ
“sesungguhnya yang aku khawatirkan dari ummatku adalah pemimpin-pemimpin sesat yang menguasai mereka”
Seorang mukmin itu wahai para jamaah, dia akan  selalu waspada jika ingin bepergian ke negara yang penduduknya tidak beriman kepada Allah. Penduduknya selalu ingkar kepada Allah sepanjang siang dan malam. Seorang mukmin akan terus merasa takut jika tergelincir mengikuti mereka. Di sana mereka tidak perna mendengar kumandang adzan. Sehingga Rasulullah mengingatkan untuk orang-orang yang tinggal di antara masyarakat yang kafir tanpa ada tujuan yang bisa dibenarkan agama. Rasulullah bersabda,
أَنَا بَرِيء مِنْ كُلِّ مُسْلِمٍ يُقِيمُ بَيْنَ أَظْهُرِ الْمُشْرِكِينَ"
“Aku berlepas diri dari orang muslim yang hidup dan tinggal di antara pemukiman orang-orang musrik” (HR. Abu Daud)
Maka, kaum muslimin yang  dirahmati Allah. Tetaplah kokoh berpegang teguh dengan syariat. Jauhi maksiat. Selalu perbanyak taubat. Jangan sampai kita terlena dengan perbuatan orang kafir terlaknat. Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan Mendatangkan suatu kaum, Dia Mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang Diberikan-Nya kepada siapa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (QS. al-Maidah: 54)

KHUTBAH KEDUA
DO’A
Kampung Damai, 9 Septembber 2019

Comments

Popular posts from this blog

Dowload Buku Iqro’ 1-6 pdf

Siapa yang tidak kenal dengan buku iqro’? hampir tidak ada di Indonesia ini yang tidak mengenal buku iqro’. Buku ini sangat populer diseluruh anak Indonesia yang ingin belajar membaca al-Qur’an.

Perbedaan Adat dan Urf dalam Disiplin Ilmu Ushul Fiqh

A.    Definisi Adat dan Urf Definisi adat: العادة ما استمرّ الناس عليه على حكم المعقول وعادوا اليه مرّة بعد أخرى Adat adalah suatu perbuatan atau perkataan yang terus menerus dilakukan oleh manusia lantaran dapat diterima akal dan secara kontinyu manusia mau mengulangnya.

DAMPAK MENGERIKAN MAKANAN HARAM (khutbah Ust. Abdullah Manaf Amin)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله ..... لا اله الا الله و الله أكبر... الله أكبر و لله الحمد إِنَّ اْلحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ونستغفره  ونستهديه و نتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له, أشهد أن لاإله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صلى على محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلي يوم الدين أما بعد, قال تعالى فى القران الكريم, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم... يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (ال عمرن: 102) يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً (النساء: 1) ياأيها الذين امنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله وؤسوله فق

Khutbah Jumat | Wafatnya Ulama Adalah Kebocoran Islam

Kematian ulama hari ini sedang banyak melanda kaum muslimin di manapun. Hingga sebagian kalangan mengatakan tahun ini sebagai ammul huzni (tahun kesedihan) bagi kaum muslimin. Maka khutbah ini berbicara tentang wafatnya para ulama merupakan kesedihan yang mendalam bagi kaum muslimin. KHUTBAH PERTAMA: السلام عليكم ورحمة الله وبركاته... إِنّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ، وَ نَسْتَعِينُهُ، وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوذُ بِالِله مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَ سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلّ لَهُ، وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَا الله، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُولهُ، أشهد أن لا إله إلا الله، وأشهد أن محمدا رسول الله   قَالَ تَعَالَى: (يَا أَيّهَا الّذِينَ آمَنُوا اتّقُوا الله حَقّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوتُنّ إِلاّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُون ( وَ قَلَ: يَا أَيّهَا الّذِينَ آمَنُوا اتّقُوا الله وَ قُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يّصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ و

Apakah Kekafiran Merupakan Takdir Yang Ditetapkan Allah?

  Kekafiran yang dilakukan oleh orang kafir adalah pilihan orang tersebut dan ketetapan Allah dalam waktu bersamaan. Hal ini bisa dijelaskan bahwa kufur dan iman itu perbuatan yang sifatnya pilihan bagi semua manusia. Selain itu juga kehendak yang telah ditetapkan oleh Allah bahwa pilihan-pilihan tersebut akan berkonsekuensi hukuman dan pahala. Tidak ada manusia yang merasa ditekan atau dipaksa untuk memilih hal tersebut.

TELAAH KITAB SUNAN IBNU MAJAH

A.       Penyusun kitab Sunan Ibnu Majah dan komentar para Ulama’ Penyusunnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah, Ar-Rabi’iy Al-Qozawainy atau masyhur dengan sebutan Ibnu Majah. Kitab beliu ini cukup bermanfaat, hanya saja kedudukannya di bawah lima kitab hadits terdahulu. Di dalam kitab ini pula terdapat hadits-hadits dho’if, dan sejumlah hadits shahih. Sebagai catatan bahwa apabila ahli hadits mengatakan, ”Hadits yang diriwayatkan atau yang dikeluarkan oleh As-Sittah” maka maksud dari ungkapan tersebut adalah hadits yang dicantumkan di dalam kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, jami’ At-Tirmidzi, Sunan An-Nasa’I, dan Sunan Ibnu Majah. B.       Kritik terhadap Kitab Sunan Ibnu Majah Sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Abu Syu’bah bahwa diantara ulama yang mengkritik Sunan Ibnu Majah adalah Al-Hafiz Abu faraj Ibnul Jauzi, beliau mengatakan bahwa  dalam kitab Sunan Ibnu Majah terdapat tiga puluh hadits yang tergolong hadits maudhu ’. Dianta

BUKU USHUL FIKIH TINGKAT DASAR, Penulis Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar, Penerbit Ummul Qura

Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam dan shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ushul Fikih merupakan disiplin ilmu tentang cara atau metode mengeluarkan hukum dari dalil-dalilnya, yaitu tentang apa yang dikehendaki oleh perintah dan apa pula yang dikehendaki oleh larangan. Ushul Fikih sangat bermanfaat bagi seorang muslim yang terus menghadapi dinamika sosial sehingga selalu muncul persoalan-persoalan baru di dalam masyarakat. Untuk memecahkan persoalan yang baru belum ada nash yang jelas, tentu diperlukan istinbath, yaitu mengeluarkan hukum-hukum baru terhadap berbagai permasalahan yang muncul dengan melakukan ijtihad. Buku ini ditulis oleh pakar yang kompeten dalam disiplin ilmu ini. Sesuai dengan judul aslinya, Al-Wadhih fi Ushul Al-Fiqh , buku ini juga cocok bagi kalangan pemula. Telah teruji sebagai pegangan bertahun-tahun bagi para penuntut ilmu, pelajar, mahasiswa, juga pengajar. Dr. Muhammad Al-Asyqar. Lahir p

APAKAH MUBAH TERMASUK HUKUM TAKLIFI?

  Sebagaimana yang diketahui, hukum taklifi adalah hukum yang bersifat ‘beban’ bagi seorang mukallaf. Dikatakan ‘beban’ atau taklif karena pada hukum ini ada suatu perintah dari Allah yang membebani seorang mukallaf untuk mengerjakan sesuatu, meninggalkannya atau memilih antara meninggalkan dan mengamalkan. Nah, untuk bagian ‘beban mengerjakan’ dan ‘beban meninggalkan’ ini sudah jelas kalau memang hal tersebut merupakan ‘beban’. Namun yang menjadi pertanyaannya, ketika seorang mukallaf diminta untuk memilih mengerjakan atau meninggalkan sesuatu, di mana letak ‘beban’nya untuk kategori ‘memilih antara mengerjakan atau meninggalkan’? atau lebih spesifik lagi, di mana letak ‘beban’ atau taklif nya hukum mubah ? Jawabannya, Jumhur ulama berpendapat, mubah bukan termasuk hukum taklifi . Hal ini disebabkan karena hakikat hukum taklifi adalah pembebanan dan sisi masyaqqah (kesulitan). Artinya mubah tidak termasuk hukum taklifi karena tidak adanya ‘pembebanan’ di dalam perkara muba

KHUTBAH JUMAT (3) KEBAHAGIAAN DALAM HIDUP

KHUTBAH PERTAMA الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على رسوله الكريم، وعلى آله وصحبه أجمعين، اللهّم صلّ على محمّد وعلى أل محمّد كما صلّيت على إبراهيم و على أل إبراهيم إنك حميد مجيد. فيا عباد الله أوصيكم وإياي نفسي بتقوى الله، حيث قال جلّ و على في كتابه التنزيل (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ) و (   َيا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ) وقال في أية الأخرى   ( يا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ) أمّا بعد. Jamaah sholat jumat yang dirahmati Allah... Marilah kita bersyukur kepada Allah ta’ala . Karena Allah telah memberikan bany

ACUAN TARGET HAFALAN AL-QUR’AN PER BARIS, PER BULAN SAMPAI HAFIZH 30 JUZ

Apakah anda ingin menghafal al-Qu’an? Jika memang iya, ini adalah target waktu hafalan al-Qur’an yang bisa anda pilih dengan kondisi dan kemampuan anda masing-masing. Anda bisa menimbang antara target dan kemampuan. Dengan memiliki target ini anda bisa mengukur kapan anda bisa selesai menghafal al-Qur’an. Menghafal al-Qur’an adalah program seumur hidup. Jika anda tidak memiliki target, sebaik apapun kemampuan, anda tidak akan tercapai. Namun jika anda menghitungnya dengan tepat anda akan mendapatkannya. Meskipun dengan relatif waktu yang tidak cepat. Asalkan memiliki komitmen yang kuat. Berikut adalah acuan hafalan yang anda dapatkan jika anda menghafal al-Qur’an perbaris. Acuan al-Qur’an yang digunakan dalam tulisan ini adalah mushaf utsmani yang 1 halamannya berjumlah 15 baris. 1 juz berjumlah 20 halaman. Ø   Jika anda menghafal 1 baris sehari, maka anda akan hafal 1 juz dalam 10 bulan, dan hafal al-Qur’an dalam 24 tahun 4 bulan. Ø   Jika anda menghafal 2 baris sehari, and