“Memangnya masalah kalau kita tidak
menjadi muslim. Dalam hidup kita itu yang penting kita baik dengan sesama. Tidak
menggangu dan memberikan manfaat kepada manusia yang lain, dah gitu aja hidup. Untuk
menjadi baik tidak perluk kamu harus beragama tertentu”
Paling tidak statemen di atas atau
statemen sejenis pernah kita dengar. Allah memerintahkan kita untuk menjadi
muslim bukan untuk kebutuhan-Nya. Dia tidak butuh apa pun dari kita. Dia
memerintahkannya karena Dia tahu apa yang terbaik bagi kita. Dia yang
menciptakan kita, Dia Mahatahu lahir batin kita. Islam itu untuk kemaslahatan
kita. Dunia akhirat. Tidak ada pilihan lain.
Allah memerintahkan kita untuk
menjadi muslim bukan untuk kebutuhan-Nya. Dia tidak butuh apa pun dari kita. Perhatikan
firman Allah berikut ini,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا
خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Qs. al-Mukminun: 115)
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ
وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ
“Aku tidak menciptakan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.’ (Qs. adz-Dzariyat: 56)
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ
وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“(Allah) yang menciptakan kematian
dan kehidupan untuk menguji kalian, siapa yang lebih baik amalnya. Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.’ (Qs. al-Mulk: 2)
Allah memerintahkan kita untuk
menjadi muslim bukan tanpa alasan. Karena Allah tahu kita membutuhkan Islam.
Allah tahu yang terbaik untuk hambanya. Karena Allah yang menciptakan kita, Dia
Mahatahu lahir batin kita. Kita yang seringkali tidak tahu tentang diri kita
sendiri. Kita tidak tahu tentang yang terbaik buat kita sendiri. Makanya orang
yang tidak menerima perintah Allah dia akan terombang-ambing dengan pikiran dia
sendiri yang setiap saat berubah. Bisa sesat dengan menjadi nasrani. Bisa juga
sesat menjadi yahudi. Atau bisa sesat dengan tidak beragama, padahal dia
menjadikan akalnya sebagai agamanya, bahkan sebagai tuhanya. Na’udzubillah. Jadi
memilih menjadi muslim adalah perintah dari Allah dan, yang perlu digaris
bawahi adalah pilihan kita secara sadar untuk menjadi muslim.
Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ
وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya Allah mengetahui sedangkan
kalian tidak mengetahui.” (Qs. an-Nahl: 74)
إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ
الصُّدُورِ
“Sesungguhnya Dia Mahatahu isi dada
(manusia).” (Qs. al-Mulk:
13)
وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا
شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ
ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Bisa saja kalian tidak suka pada
sesuatu padahal ia lebih baik bagi kalian. Bisa juga kalian menyukai sesuatu
padahal ia buruk buat kalian. Allah mengetahui sedangkan kalian tidak
mengetahui.” (Qs.
al-Baqarah: 216)
ISLAM DAN KEMASLAHATAN KITA
Secara sadar kita memilih untuk
menjadi muslim. Kita tahu dengan islam kita akan selamat. Kita tahu dengan
Islam kita akan teratur hidupnnya. Kita tahu dengan Islam kita akan semakin
humanis. Karena semakin kuat seorang muslim berpegang teguh dengan Islam, dia
akan semakin baik kepada sosialnya. Kita tahu dengan berislam kita telah
membuat keadaan dunia menjadi tenang, aman, damai, tentram. Kita memilih Islam sebagai
agama karena itu untuk kemaslahatan kita. Para ulama sepakat dalam hal ini.
Kemaslahatan dunia akhirat. Kemaslahatan yang hendak dicapai meliputi: dien
(agama), jiwa, akal, harta, kehormatan, dan keturunan. karena Islam bukan
sekedar menjadi seorang manusia yang religius saja akan tetapi juga humanis.
Islam bukan hanya unsur ibadah saja, tapi di dalamnya terdapat syariat. Syariat
sendiri adalah notabenenya pengatur kehidupan, petunjuk bagaimana menjadi
manusia seutuhnya dengan nilai-nilai kemanusiaan sesuai fitrah. Semua itu hanya
ada pada Islam dan tidak ada pada agama lain. Allah kuatkan hal ini dengan
kalam-Nya,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا
رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Kami tidak mengutusmu melainkan
sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (Qs. al-Anbiya’: 107)
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ
فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
“(Allah) tidak menjadikan kesusahan
dalam dien ini bagi kalian.” (Qs. al-Hajj: 78)
TIDAK ADA YANG LEBIH BAIK DARI ISLAM
Tidak ada pilihan lain selain Islam. Semua
manusia yang hidup setelah zaman kenabian Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم harus beriman kepada beliau.
Allah tidak menerima selainnya. Karena memang tidak ada yang lebih baik dari pada
Islam. Islam menjadi agama yang menyempurnakan syariat-syariat nabi sebelumnya.
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ
الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya dien—cara hidup—yang
diterima oleh Allah hanyalah Islam.” (Qs. Ali ‘Imran: 19)
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ
دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa yang mencari dien—cara
hidup—selain Islam, sekali-kali tidak akan diterima. Dan orang itu di akhirat
termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Qs. Ali ‘Imran: 85)
Islam datang untuk semua. Baik untuk
kemaslahatan diri sendiri, manusia yang ada di sekitarnya, bahkan untuk alam
semesta.
Sumber: Tulisan Ust. Imtihan Syafi’i
dengan sedikit perubahan
Kampung Damai, 27 Oktober 2019
Comments