Sebelum Rasulullah wafat, beliau
menunjuk Usamah bin Zaid untuk memimpin perang melawan pasukan romawi. Pasukan
romawi adalah pasukan paling digdaya pada zaman itu. Penunjukan Usamah sempat
mengganjal para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Karena
bagaimana mungkin seorang pemuda berusia belasan tahun menjadi pemimpin
pasukan. Terlalu belia, dalam pandangan para sahabat beliau masih terlalu
miskin pengalaman. Padahal pada saat itu ada komandan Khalid bin Walid yang
jika memimpin pertempuran, dengan taktiknya yang jitu tidak pernah kalah. Ada
Umar bin Khaththab, atau Ali bin Abi Thalib. Di sisi lain kubu lawan adalah
pasukan Romawi yang kekuatannya menggila besar luar biasa dengan jumlah yang
sangat banyak. Personal pasukan mereka tangguh dan persenjataan mereka canggih.
Dibandingkan dengan pasukan kaum muslimin yang berasal dari pedalaman arab yang
hanya memiliki senjata ala kadarnya. Dalam peperangan yang berlangsung setelah
kematian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam itu, Usamah
berhasil memenangkan dan mengalahkan pasukan Romawi. Ini menunjukkan keutamaan
Usamah dan kegigihan dalam membela Islam.
KEDEKATAN DENGAN NABI
Usamah dikenal sebagai orang yang
dicintai dan dekat dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Salah
satu bukti kedekatan Usamah dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika
ada peristiwa pencurian yang dilakukan oleh seorang perempuan bangsawan. Ada
kasak kusuk agar perempuan bangsawan itu bisa bebas dari hukuman potong tangan.
Para sahabat tidak ada yang berani melakukan lobi kepada Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Setelah semuanya menemui jalan buntu, maka ditemukan satu
orang yang dianggap dekat dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Satu-satunya sahabat yang dianggap dekat Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam dan sanggup menyampaikan perihal keringanan hukum itu tidak
lain adalah Usamah bin Zaid. Meski dengan berat hati akhirnya, Usamah
memberanikan diri untuk menyampaikan hal itu kepada Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Begitu Rasulullah mendengar penuturan Usamah bin Zaid
itu, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memuncak
kemarahannya, dan kemudian mengatakan : “Kaum Yahudi dahulu dihancurkan
Allah karena ketika ada pencurian di tengah mereka adalah orang-orang
bangsawan, mereka tidak berikan hukuman, tetapi giliran yang mencuri itu rakyat
jelata, mereka menegakkan potong tangan.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam langsung mengatakan : “kalaulah andaikata Fatimah, putriku
sendiri yang sangat kucintai ini mencuri, pasti aku sudah memotong tangannya”.
Kisah ini menunjukkan bahwa Usamah bin
Zaid adalah orang yang sangat dekat dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, dibanding sahabat lain. Sehingga di saat para sahabat sungkan
untuk menyampaikan hal ini, Usamah berani menyampaikan permohonan maaf untuk
membebaskan perempuan bangsawan yang mencuri dari hukum potong tangan. Tapi
rasulullah tetap tegas dalam menegakkan hukuman.
Ini hanya sekelumit kisah tentang
Usamah bin Zaid yang masih banyak yang belum penulis ceritakan. Beliau ketika
bayi sangat dicintai nabi. Selalu di timang-timang. Kisah usamah ini bisa anda
nikwati lebih banyak lagi dalam buku
selengkapnya klik di sini
Kampung Damai,
26 Oktober 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Usamah_bin_Zaid
Comments