
Maka anak ini tetap berada di dekat Asma'i. Kemudian Asma'i bertanya,"Wahai anakku, sungguh saya kagum dengan kefasihan dan kelancaranmu ketika berbicara tadi, saya ingin bertanya kepadamu tentang suatu hal, saya berharap kamu mampu menjawabnya"
Anak ini berkata, "silahkan Syaikh bertanya apa saja. Jika saya bisa menjawab, saya akan memberikan jawabannya tanpa perlu ragu. Namun jika saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, saya akan katakan 'saya tidak tahu' sehingga saya tidak jadi pendusta"
Asma'i pun bertanya, "semoga Allah memberkahimu wahai anakku, pertanyaanya adalah, wahai anakku yang cerdas, 'apakah kamu senang ketika kamu memiliki uang 1 juta dinar tetapi kamu menjadi orang bodoh?'"
Anak itu menjawab, "Tidak, Wahai Syaikh kami"
Asma'i ini bertanya lagi, "apa masalahnya kamu bergelimang uang, kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu mau?"
Anak itu berkata, "saya takut, saya akan menghamburkan uang itu dengan kebodohan saya, kecerdasan akal jauh lebih utama wahai Syaikh. Karena kecerdasan akal akan mendatangkan harta, sedangkan kebodohan akan menghabiskan harta".
Asma'i berkata, "kamu benar anakku, semoga Allah memberkahimu anakku, berdirilah dan pergilah sekehendakmu, kamu akan menjadi salah satu ulama masa depan insya Allah"
Sumber: Asybaluna al-Ulama' karya Muhammad Sulthan
Comments