Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وعلى آله وصحبه أجمعين
قال الله تعالى في القران
الكريم ...................
"يا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. "
" يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا
اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. "
"يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيْمًا."
" إِنَّمَا
السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ
الْحَقِّ أُوْلَئِكَ لَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ"
Kaum muslimin yang dirahmati oleh
Allah...
Pada hari jum’at ini khatib tidak
lupa mengingatkan kepada kami secara pribadi dan kepada jamaah sekalian agar
selalu bertakwa kepada Allah. Karena hanya dengan takwa kepada Allah seorang
hamba bisa masuk ke dalam surga. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam
al-Qur’an,
تِلْكَ الْجَنَّةُ
الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا
"Itulah surga yang akan Kami
wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa." (Qs. Maryam: 63)
Maksud dari takwa yaitu menjalani
ketaatan kepada Allah dengan mengerjakan perintahnya dan meninggalkan
larangannya. Salah satu cara bertakwa yaitu dengan tidak membela para pelaku
kedzaliman.
Kaum muslimin jamaah shalat jumat...
Ada beberapa ancaman yang akan Allah
berikan kepada pelaku kedzaliman. Di antara ancaman tersebut,
Pertama, Allah telah mengancam pelaku
kedzaliman dengan adzab yang pedih. Perhatikan firman Allah berikut,
إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى
الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُوْلَئِكَ
لَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada
orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa
(mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksaan yang pedih.” (Qs. al-Syura: 42)
Kedua, Allah juga mengabarkan bahwa pelaku
kedzaliman itu tidak akan beruntung. Saya ambil dari firman Allah,
إِنَّهُ لَا يُفلِحُ
ٱلظَّٰلِمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang zalim
itu tidak beruntung.” (Qs. al-An’am: 21)
Ketiga, bahwa orang dzalim hanya akan mendapat
kerugian. Hal ini tertulis dalam firman Allah,
وَقَد خَابَ مَن حَمَلَ ظُلماً
“Sungguh rugi orang yang melakukan kezaliman.”(Qs.
Thaha: 111)
Maka jamaah sholat jumat yang
dirahmati Allah. Dengan ancaman-ancaman tersebut kita harus menjauhi berbuat
dzalim semampu kita.
Allah juga telah mengharamkan
kedzaliman terhadap diri-Nya dan melarang hambanya untuk saling mendzalimi.
Allah berfirman:
يا عِبَادِي إنِّي حَرَّمْتُ
الظُّلْمَ علَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فلا تَظَالَمُوا...
“Wahai hambaku sesungguhnya aku mengharamkan kedzaliman pada
diriku, dan aku menjadikankan keharamannya juga bagi kalian, maka jagan ada di
antara kalian saling mendzalimi...” (Hr. Muslim 2577)
Jamaah yang dirahmati Allah...
Namun Pembahasan kita pada siang hari
ini bukan membicarakan tentang para pelaku kedzaliman. Yang akan kita bahas
yaitu terkait tentang orang-orang yang menolong, membela, melindungi
orang-orang dzalim. Hampir kebanyakan masyarakat secara sadar membenci
perbuatan dzalim. Mereka tidak menumpahkan darah. Tidak pula mencuri harta.
Tidak juga berbuat semena-mena. Akan tetapi terkadang ada di antara mereka yang
bersekongkol dalam kedzaliman. Melakukan pembelaan terhadap orang-orang yang
dzalim. Baik dengan lisan atau dengan tulisan. Terutama jika pembela-pembela ini
orang-orang yang kurang iman. Akhirnya mereka membela kedzaliman tapi mereka
tidak sadar kalau hal itu dilarang. Atau berpura-puar tidak tahu. Golongan
seperti ini lebih berbahaya daripada pelaku kedzaliman itu sendiri. Mereka
lebih berat hukumannya kelak dan lebih besar dosanya.
Jamaah sholat jum’at sekalian...
Sebagaimana Allah telah mengharamkan
kedzaliman, Allah juga telah mengharamkan condong kepada orang-orang yang
berbuat dzalim. Allah berfirman di dalam al-Qur’an,
وَلَا تَركَنُواْ إِلَى
ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن أَولِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
“Dan janganlah kamu cenderung kepada
orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu
tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan
diberi pertolongan.” (Qs. Hud : 113)
Allah menyamakan hukuman dan siksa
bagi Fir’aun, Haman dan tentara-tentaranya yang mana mmereka saling
bantu-membantu dalam melakukan kedzaliman. Allah berfirman,
إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ
وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خَاطِئِينَ
“Sungguh, Fir‘aun dan Haman bersama
bala tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.” (Qs. al-Qashas: 8)
sehingga Allah tenggelamkan fir’aun
dan tentaranya serta orang-orang yang berada di sekelilingnya.
وَاسْتَكْبَرَ هُوَ
وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا
يُرْجَعُونَ -٣٩- فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ
فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ -٤٠-
“Dan dia (Fir‘aun) dan bala tentaranya
berlaku sombong, di bumi tanpa alasan yang benar, dan mereka mengira bahwa
mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami. Maka Kami Siksa dia (Fir‘aun) dan
bala tentaranya, lalu Kami Lemparkan mereka ke dalam laut. Maka perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang yang zalim.” (Qs. al-Qashas: 40).
Kisah Fir’aun yang dzalim dan para
penolong-penolong Fir’aun menjadi pelajaran bagi kita agar tidak saling
bantu-membantu dalam kedzaliman. Tidak melakukan pembelaan terhadap kedzaliman.
Kemudian Allah tegaskan lagi tentang
larangan melakukan pembelaan terhadap orang-orang yang dzalim,
وَلاَ تُجَادِلْ عَنِ
الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنفُسَهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ خَوَّاناً
أَثِيماً -١٠٧-
“Dan janganlah kamu berdebat untuk
(membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa,” (QS. al-Nisa’: 107)
Dalam tafsir Ibnu Katsir, arti dari ‘kawwanan
atsima’ para pengkhianat dan pelaku dosa adalah julukan yang diberikan oleh
Allah bagi pembela kedzaliman. Sehingga orang sekelas Nabi Musa as. menjadi
sangat takut jika terjatuh ke dalam golongan ini. Allah ceritakan dalam
firmannya,
قَالَ رَبِّ بِمَا
أَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيراً لِّلْمُجْرِمِينَ -١٧-
“Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhan-ku!
Demi nikmat yang telah Engkau Anugerahkan kepadaku, maka aku tidak akan menjadi
penolong bagi orang-orang yang berdosa.” (Qs. al-Qashas: 17)
Berpihak kepada kedzaliman bisa
menyebabkan pelakunya masuk ke dalam neraka. Sebagaimana yang disabdakan oleh
Rasulullah saw.,
مَنْ أعانَ ظالِمًا لِيُدْحِضَ
بباطِلِهِ حقًّا ، فَقَدْ بَرِئَتْ منه ذمَّةُ اللهِ ورسولِهِ
“Barang siapa yang membantu orang dzalim
agar kebatilannya tertutupi dengan kebenaran, maka aku berlepas diri dari
jaminan Allah dan Rasul-Nya.” (Hr. Al-Jami’ al-Suyuthi 8455)
Ibnu Atsir mengatakan, “Maksudnya
tidak mendapat perlindung dari Allah dan telah melemparkan dirinya kepada
kebinasaan”.
Kaum muslimin...
Bukan suatu yang aneh jika seorang
munafik saling melindungi satu sama lain. dan bukan suatu yang aneh jika para
pelaku kedzaliman dibantu oleh orang dzalim yang lain. Karena mereka berada
pada kubu yang sama. Dan Allah sudah memfirmankan hal tersebut,
الْمُنَافِقُونَ
وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُم مِّن بَعْضٍ ...
“Orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama)...” (Qs. al-Taubah: 67)
Akan tetapi yang menjadi aneh, ketika
orang-orang yang secara dzohirnya shalih, tapi dia tetap mendukung kedzaliman
dan kejahatan. Ini tidak masuk akal. Sehingga di dalam syariat Islam, ada nash
yang mengancam orang-orang ini dengan dosa dan hukuman kelak di akhirat. Nabi
saw. melaknat pemakan riba dan melaknat 4 orang yang berhubugnan dengannya.
Empat orang ini yaitu orang yang menolong kedzaliman riba. Sebagaimana yang
tertera di sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir mengatakan,
لَعَنَ رَسولُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عليه وسلَّمَ آكِلَ الرِّبَا، وَمُؤْكِلَهُ، وَكَاتِبَهُ، وَشَاهِدَيْهِ، وَقالَ:
هُمْ سَوَاءٌ.
“Rasulullah melaknat pemakan riba, orang
yang memberinya, penulisnya, dan saksinya. Orang-orang ini semua sama” (Hr. Muslim 1598)
Dalam kasus minum khamr, Rasululullah
saw. tidak hanya melaknat orang yang meminumnya saja. Rasulullah juga melaknat
sembilan orang yang berhubungan dengan peminum tadi. Sebagaimana juga tentang
pelaku suap Rasulullah saw. bersabda,
لعنَ الرَّاشي والمُرتَشي
والرائِشَ
“Terlaknat orang yang menjalankan praktik
suap, penerima suap dan perantara keduanya” (Hr. Abu Dawud 3580 dan lainnya)
Maka melakukan praktik suap hukumnya
haram. Menerimanya juga haram. Menjadi perantara bagi keduannya juga haram.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah...
Sesungguhnya tolong menolong dalam
kedzaliman adalah tradisi jahiliyah. Mereka memiliki tradisi tolong menolong,
bahkan termasuk dalam kedzaliman. Namun yang disayangkan hari ini kaum Muslimin
mulai ada yang terseret ke dalam perilaku ini. Alasannya karena pelaku
kedzaliman ini berasal dari negeri, daerah, keluarga yang sama. Bisa juga
karena tujuan maslahat dunia dan lain sebagainya.
Ketahuilah bahwa menolong kedzaliman
itu bukan bentuk persaudaran. Menolong kedzoliman adalah perbuatan dosa dan
akan menyeret kepada permusuhan.
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى
الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ -٢-
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat
siksa-Nya.” (Qs.
al-Maidah: 2)
Allah sejajarkan “tolong menolong
dalam dosa” dengan kata “udwan yang artinya permusuhan”. Termasuk
dalam kasus persaksian palsu yang terjadi pada manusia-manusia lemah iman juga
termasuk bantu membantu kedzaliman. Persaksian palsu adalah kabair, dosa
besar. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits shahih.
Sehingga wajib bagi setiap muslim
untuk tolong menolong dalam keadilan dan kebaikan. Menolong para pelaku
kebenaran dan menjadi bagian mereka untuk mendapat pahala. Jangan sampai
seorang muslim menjadi bagian pelaku kebatilan sehingga mereka bekerja sama
dalam menanam dosa, menuai siksa dan laknat Allah ta’ala. Sehingga wajib
bagi setiap muslim untuk berlepas diri dari musuh-musuh Allah dan berlepas dari
pelaku kedzaliman. Sekalipun pelaku kedzaliman adalah saudara kandung tetap
harus berlepas diri tanpa tapi, tanpa pertimbangan itu ini, tanpa kompromi.
Sebagaiman firman Allah,
لَا تَجِدُ قَوْماً
يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ
عَشِيرَتَهُمْ ...
“Engkau (Muhammad) tidak akan
mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya...” (Qs. al-Mujadilah: 22)
Maka camkan wahai hamba-hamba Allah...
jangan sampai ada pembelaan untuk kedzaliman, meski hanya dengan kata-kata.
Tidak boleh menyebarkannya. Seandainya telah terjadi pada diri anda, maka
bertaubatlah kepada Allah sebelum kematian menghampiri. Sebelum anda digiring
kelak bersama barisan orang-orang dzalim. Na’udzu billah.
Semoga kita semua menjadi hamba-hamba
Allah penegak kebenaran di mana saja kita berada dan kita tidak penjadi
pembela-pembela kebatilan dan pelakunya. Semoga shalawat dan salam selalu
tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw. bersama para sahabatnya yang mulia
serta semua orang yang berusaha mengikuti kehidupan mereka. Walhamdulillahi
rabbil alamin.
Khutbah Kedua
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول
الله نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن واله، أما بعد:
Jamaah rahimakumullah...
Cara menolong pelaku kedzaliman itu
bukan dengan membela kedzalimannya. Akan tetapi tolong dia dengan memberi ia
peringatan. Cegah perbuatan dzalim yang akan dia lakukan. Sebagaimana yang
disabdakan oleh nabi Muhammad saw.,
انْصُرْ أخاكَ ظالِمًا أوْ
مَظْلُومًا فقالَ رَجُلٌ: يا رَسولَ اللَّهِ، أنْصُرُهُ إذا كانَ مَظْلُومًا، أفَرَأَيْتَ
إذا كانَ ظالِمًا كيفَ أنْصُرُهُ؟ قالَ: تَحْجُزُهُ، أوْ تَمْنَعُهُ، مِنَ الظُّلْمِ
فإنَّ ذلكَ نَصْرُهُ.
“Tolonglah saudaramu yang didzalimi atau
yang berbuat dzalim!. Maka salah seorang sahabat ada yang bertanya: Wahai Rasulullah saya
tahu menolong seseorang yang didzalimi. Tapi bagaimana cara menolong orang yang
dzalim?. Rasullah menjawab, kamu halangi, kamu cegah dia supaya tidak melakukan
kedzaliman. Karena seperti itulah cara menolongnya” (Hr. Bukhari 6952)
Mari kita tutup khutba jum’at kali ini dengan berdo’a
kepada Allah swt.,
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى
آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللهم اغفر للمسلمين المسلمات الأحياء منهم و الأموات . ربنا اغفر لنا و لإخواننا الذين سبقون
بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين امنوا ربنا إنك رؤوف رحيم .
اللهم افتح بيننا و بين
قومنا با لحق و انت خير الفاتحين . اللهم إنا نسألك علما نافعا و رزقا طيبا و عملا
متقبلا . ربنا أتنا في الدنيا حسنة و في الأخرة حسنة و قنا عذاب النار .
وصل على نبينا محمد وعلى
أله و أصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
.
عباد الله . إن الله يأمركم
بالعدل والإحسان وإيتا ئ ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون
. فاذكروا الله يذكركم واسألوه من فضله يعطيكم ولذكرالله أكبر
Disarikan dari teks khutbah jum’at Abdul
Hadi bin Shalih Muhsin al-Rabi’i
Comments