Skip to main content

Khutbah Jum’at : Merelakan Allah Sebagai Tuhan

Kerelaan kepada Allah adalah suatu amal hati yang bisa menjamin kita masuk ke dalam surga. Selain itu kerelaan kepada Allah adalah ciri dari seorang mukmin. Sebaliknya orang yant tidak rela kepada Allah adalah orang orang munafik. Seperti apakah merelakan Allah itu?

إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له

وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾ ]آل عمران: 102[

﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴾ ]النساء: 1[

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾ ]الأحزاب: 70-71[

Kaum muslimin yang dirahmati Allah…

Beriman kepada Allah, berlajan di jalan yang benar, komitmen dengan syariat yang lurus, mengikuti sunnah Rasulullah, itu semua adalah kenikmatan besar yang diberikan Allah bagi setiap hamba yang menginginkan kebagahagiaan. Selain itu ia pasti dijauhkan dari kemalangan dan kesengsaraan.

Seseorang yang rela Allah menjadi tuhannya, Muhammad sebagai Nabinya, maka ia telah memiliki permata kebahagiaan dalam hidupnya. Ia telah memiliki tanda keberuntungan dalam hidupnya, dan dengan begitu ia bisa menyesap rasa manis dalam iman. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah,

ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ. رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا

“Telah merasakan iman siapa yang ridha Allah sebagai rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai rasulnya.” (Hr. Muslim)

Hadits yang mulia ini memastikan bahwa iman memiliki rasa manis yang bisa disesap bagi orang yang merelakan diri menjadikan Allah sebagai tuhan. Semakin penuh kerelaan itu di dalam hati seseorang maka semakin besarlah rasa manis yang bisa dirasakan dan semakin bertambahlah keimanan seseorang.

Jenis Kerelaan seperti ini adalah kenikmatan yang besar yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba. Ia akan terus mendapat petunjuk di jalan iman dan dituntun oleh Allah untuk selalau diridhai-Nya.

Seorang Ahli tafsir bernama Imam al-Qurthubi mengatakan, maksud dari kata ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ adalah seorang mukmin mendapatkan manisnya iman. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik,

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سَوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إلاَّ لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“ Ada Tiga kondisi yang jika ada pada diri seseorang, ia akan meraih manisnya iman: (1) ketika Allah Ta’ala dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) Ketika ia mencintai seseorang, tidaklah mencintainya melainkan karena Allah Ta’ala, (3) ia membenci untuk kembali kepada kekafiran—setelah Allah Ta’ala menyelamatkannya darinya—sebagaimana ia benci apabila dilempar ke dalam api.” (Hr. Bukhari)

Kalimat ini adalah gambaran tentang keharusan yang pasti didapat dari seorang mukmin dengan keimanannya. Hatinya akan tenang dengan iman tersebut. Ketenangan itu berupa kelapangan dada dan cahaya hati mengenal tuhannya. Selain itu ia juga akan semakin mengenal Rasulnya. Ia juga menyadari tentang nikmat Allah yang telah dianugrahkan berupa Islam dan dituntun untuk selalu menempuh jalan manusia terbaik yaitu jalannya Rasulullah. Selain itu ia juga dibuat untuk selalu mencintai iman dan juga orang-orang yang beriman. Akan tumbuh juga perasaan benci kepada kekufurann dan juga membenci orang-orang kafir. Ia juga akan terselamatkan dari perbuatan buruk mereka.

Seorang mukmin yang menyadari kenikmatan ini dan memahami keutamaan iman, hatinya akan menjadi bahagia serta gembira. Hatinya dipenuhi dengan cahaya yang menerangi hidupnya. Inilah kebahagiaan yang tidak ada tandingannya.

Maksud dari ridha adalah merasa cukup. Maka orang yang telah ridha Allah sebagai tuhannya, ia tidak akan pernah meminta kepada selain-Nya. Maka siapapun yang telah ridha Muhammad sebagai Rasulnya, ia tidak akan pernah menempuh suatu ajaran kecuali ajaran yang telah dibawanya. Sehingga orang-orang yang seperti inilah orang yang pantas menyesap manisnya keimanan.

Ridha di sini bisa bersifat umum dan bisa juga bersifat khusus. Ridha secara umum adalah tidak menjadikan sesembahan kecuali hanya Allah saja. Tidak menganut agama kecuali hanya agama Islam saja. Tidak menjadikan Rasul kecuali hanya Muhammad saja. Inilah keridhaan yang harus dimiliki setiap muslim. Tanpa keridhaan ini maka keislaman dia tidak dianggap.

Adapun ridha secara khusus adalah sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang sholih, yaitu keridhaan seorang hamba tidak memiliki ambisi kecuali keridhaan tuhannya. Sehingga ia bisa mendurhakai perintah nafsu dan mengedepankan ketaatan kepada Rabbnya. Keridhaan seorang hamba kepada Tuhannya merupakan tanda keridhaan Allah kepadanya. Serang Sahabat mulia yang telah dijamin surga yang bernama Umar bin Khattab mengatakan,

فأن الخير كله في الرضا

“Sesungguhnya seluruh kebaikan itu terkumpul para keridhaan”

Ada juga kisah seorang wanita yang baru melahirkan anaknya. Ia ditinggalkan oleh suaminya di tengah padang pasir yang sepi dan tandus. Tanpa penduduk tanpa sumber air tanpa pepohonan. Sejauh mata memandang hanya ada pasir, gunungan pasir, dan dataran pasir. Beliau adalah Ibunda Sarah Istri dari al-Khalil Ibrahim alaihissalam.

Ia kemudian mengatakan kepada suaminya Ibrahim, “Wahai Ibrahim, kepada siapa engkau meniggalkan kami?”

“Kepada Allah” Jawab Ibramim.

“Kalau begitu aku Ridha kepada Allah” jawab sarah.

Allah tahu kualitas dari ibunda seorang nabi Ismail ini. Allah juga tahu ia adalah Istri dari seorang Nabi Ibrahim, yang kualitas imannya pasti sangat baik. Dari keturunan sarah inilah kemudian lahir manusia yang paling mulia dari keturunan nabi Adam, penutup para nabi, Rasulullah shallahu alaihi wa sallam.

Orang-orang yang telah ridha terhadap Allah sebagai tuhannya, ia akan mendapatkan kemyamanan dalam menjalani kewajiban. Ia akan meninggalkan larangan tanpa beban. Ia tidak merasakan nikmat kecuali dengan menjalankan syariat. Ia juga akan ridha dengan Rasul sebagai panutan dalam menjalani sunnah dalam kehidupan. Ia akan selalu komitmen dengan Islam dengan tanpa beban, ringan dan tanpa alasan.

Hal ini sebagaimana sang panutan Rasulullah, ia menjalankan kewajiban dengan ringan. Ia mengatakan tentang kewajiban shalat,

وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلاَةِ

“Shalat telah menjadi penyejuk hatiku”

Dalam hadits lain Ia mengatakan kepada seorang Bilal sang Mu’adzin Rasulullah,

يا بلالُ، أَقِمِ الصَّلاةَ، أَرِحْنا بها

“Wahai Bilal, segera lantunkan iqamat, rilekskan kami dengan sholat wahai bilal”

Ya, Rasulullah adalah orang yang paling sempurna keridhaaanya kepada Allah. Sehingga dalam menjalani kewajiban, ia bisa merasakan kenikmatan dari kewajiban itu. Dalam pikiran beliau, kata ‘istirahat’ adalah dengan menjalankan sholat. Sehingga dalam dalam sebuah hadits, karena saking banyaknya melakukan sholat hingga kaki beliau menjadi bengkak-bengkak. Ia melakukan itu tanpa beban dan dengan hati yang senang.

Karena begitu pentingnya ridha dalam kehidupan seorang muslim, ada hadits yang mengajak untuk berdzikir pada setiap selesai adzan yang bunyinya,

رضيت بِاللهِ رَبًّا ، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا ، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا ورسولا

Artinya, “Aku rela Allah menjadi tuhanku, aku rela Islam menjadi agamaku dan aku rela Muhammad sebagai Rasulku”

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim, dari Sa’id bin Abi Waqash, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Selain itu juga disunnahkan untuk membaca dzikir ini pada setiap pagi dan petang. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah,

ما من عبد يقول حين يمسي و حين يصبح: رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا إلا كان حقا على الله أن يرضيه يوم القيامة

“Tidaklah seorang hamba yang ketika masuk waktu petang maupun pagi membaca ‘radhitu billahi rabba wa bil islami dina wa bi muhammadin nabiyya wa rasulaa’, kecuali menjadi kewajiban Allah bagi dia untuk diridhai pada hari kiamat” (Hr. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Dalam hadits lain dari Abu Said al-Khurdhri ia mendengar Rasulullah bersabda,

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا ، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا ، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا ، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

“Barang siapa yang mengatakan ‘radhitu billahi rabba wa bil islami dina wa bi muhammadin nabiyya wa rasulaa’ maka ia pasti masuk surga” (Hr. Muslim 1884)

Jamaah sholat jum’at rahimakumullah….

Inilah janji Allah kepada setiap mukmin yang meridhai Allah sebagai tuhannya. Dan Allah adalah dzat yang tidak mungkin mengingkari janji.

Jamaah yang dirahmati Allah…

Sifat tidak ridha adalah sifat orang-orang munafik. Banyak orang yang dalam kondisi lapang bisa ridha dengan ketetapan Allah. Namun berbeda halnya dalam kondisi sempit mulai tampaklah tabiat asli seseorang. Ia bisa saja lebih mengutamakan keridhaan kepada makhluk daripada kepada Allah. Orang-orang seperti ini lebih mementingkan kedudukan, pangkat dan harta atau lebih takut dengan gangguan dari manusia. Padahal ia tahu bahwa keridhaan Allah bagi seorang mukmin adalah segalanya. Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah,

يَحْلِفُونَ بِاللّهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللّهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَن يُرْضُوهُ إِن كَانُواْ مُؤْمِنِينَ -٦٢-

“Mereka bersumpah kepadamu dengan (nama) Allah untuk menyenangkan kamu, padahal Allah dan Rasul-Nya lebih pantas mereka mencari keridaan-Nya jika mereka orang Mukmin.” (Qs. al-Taubah: 62)

Betapa banyak orang-orang seperti ini, yang dalam pikiran mereka ridha Allah itu lebih baik dari pada ridha manusia. Na’udzubillah ini adalah sifat munafik yang harus dijauhi oleh orang yang beriman.

Demikian khutbah pertama ini

اللهم ارضنا وارض عنا، وعن الدنيا، و عن إخواننا المسلمين، إنك سميع مجيب

اقول هذا القول، و أستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم

 

Khutbah Kedua

الحمد لله حمدًا طيبًا كثيرًا مباركًا فيه كما يحب ربنا ويرضى، أحمده حمدًا يليق بجلاله وعظمته، وأشكره شكرًا يوازي فضله ونعمته، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله صلى الله وسلم وبارك عليه وعلى آله وأصحابه ومن اهتدى بهداهم إلى يوم الدين.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah…

Sebagai seorang hamba yang beriman, hendaknya kita bersyukur kepada Allah atas semua nikmat yang telah diberikan kepada kita.

Selain itu mari kita jalankan ketaatan dengan menjauhi larangan dan menjalankan semua perintahnya. Sebagai bentuk kerelaan kita menjadikan Allah sebagai tuhan, Muhammad sebagai Rasul dan Syariat Islam sebagai Agama.

Mari kita tutup khutbah kita pada siang hari ini dengan berdo’a

ألا فاتقوا الله ربكم، وارضوا به ربًّا، وبالإسلام دينًا، وبمحمد - صلى الله عليه وسلم - رسولاً، واثبتوا على ذلك إلى الممات، جعلني الله وإياكم من أهل الثبات.

اللهم إنا نشهدك ونشهد ملائكتك وجميع خلقك بأننا قد رضينا بك ربًّا، وبالإسلام دينًا، وبمحمد -صلى الله عليه وسلم- رسولاً،

اللهم فثبتنا على ذلك إلى أن نلقاك، اللهم إنا نعوذ بك أن نضل أو نُضل، أو نفتن أو نُفتن،

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب،

فاتقوا الله عباد الله، وصلوا وسلموا على من أمركم الله بالصلاة عليه فقال: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾ ]الأحزاب: 56[

اللهم صلي وسلم على عبدك ورسولك محمد، وعلى آله وصحبه، وارض اللهم عن البررت الأتقياء، أبي بكر وعمر وعثمان وعلي، وعن جميع الصحابة والتابعين لهم بإحسان.

اللهم أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين، واحم حوزة الدين، واجعل هذا البلد آمناً مطمئناً وسائر بلاد المسلمين يا رب العالمين.

اللهم آمنا في أوطاننا وأصلح أئمتنا وولاة أمورنا، واجعل ولايتنا فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك يا رب العالمين.

اللهم وفق ولي أمرنا وأَعِنه على البِّر والتقوى، وسدِّده في أقواله وأعماله، وارزقه البطانة الصالحة الناصحة،

اللهم وفق جميع ولاة أُمور المسلمين للعمل بكتابك، واِتباع سنة نبيك -صلى الله عليه وسلم-. اللهم إنا نسألك ألسنة ذاكرة صادقة، وقلوباً سليمة، وأخلاقاً مستقيمة برحمتك يا أرحم الراحمين.

اللهم إنا نسألك رضاك والجنة ونعوذ بك من سخطك والنار.

اللهم اختم لنا بخاتمة السعادة، واجعلنا ممن كتبت لهم الحسنى وزيادة، يا كريم يا رحيم.

﴿ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴾ ]البقرة: 201[

عباد اللهإن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينها عن الفحشاء والمنكر والبغي يعضكم لعلكم تذكرون، فذكروا الله الجليل يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون.


Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Adat dan Urf dalam Disiplin Ilmu Ushul Fiqh

A.    Definisi Adat dan Urf Definisi adat: العادة ما استمرّ الناس عليه على حكم المعقول وعادوا اليه مرّة بعد أخرى Adat adalah suatu perbuatan atau perkataan yang terus menerus dilakukan oleh manusia lantaran dapat diterima akal dan secara kontinyu manusia mau mengulangnya.

KHUTBAH JUM'AT: Tanda Hidayah Allah Diberikan Pada Seseorang

Khutbah Pertama إنَّ الحمدَ لله، نحمدُه، ونستعينُه، ونستغفرُه، ونتوبُ إليه، ونعوذُ به من شرورِ أنفسِنا، ومن سيِّئاتِ أعمالِنا، من يهدِه الله فلا مُضِلَّ له، ومن يضلل فلا هاديَ له؛ وأشهدُ أن لا إلهَ إلا اللهُ وحدَه لا شريكَ له، وأشهدُ أن محمدًا عبدُه ورسولُه، صلَّى اللهُ عليه وعلى آلهِ وصحبِهِ وسلَّمَ تسليمًا كثيرًا إلى يومِ الدين . أمَّا بعدُ: فيا أيُّها الناسُ، اتَّقوا اللهَ تعالى حَقَّ التقوى . Kaum muslimin yang dirahmati Allah… Bertaqwalah kalian kepada Allah dengan taqwa yang berkualitas.. Hamba-hamba Allah, tujuan Allah menciptakan makhluk-Nya untuk beribadah, untuk taat dan untuk mencintai pencipta-Nya, hal ini sebagaimana yang Allah firmankan dalam al-Qur’an, وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Qs. al-Dzariat: 56) Allah akan ridha kepada hambanya jika hamba tersebut hanya menyembah-Nya saja dan tidak mensekutukan dengan yang lain. Allah akan marah kepada hamba...

KHUTBAH JUM’AT (5) NIKMAT ALLAH TAK TERHITUNG

  KHUTBAH PERTAMA إن الحمد لله , نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئة أعملنا من يهده الله فلا مضل الله له ومن يضلله فلا هادي له , وأشهد أن لاإله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله   .قال الله تبارك وتعالى فى الكتاب العزيز , أعوذ بالله من الشيطان الرجيم . بسم الله الرحمن الرحيم ياأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبا يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا {70} يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا {71} أوصيكم وإياي بتقوالله فقد فاز الؤمنون المتقون...أما بعد Jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah...

Usamah bin Zaid, Usia 18 Tahun Menjadi Komandan Militer

Sebelum Rasulullah wafat, beliau menunjuk Usamah bin Zaid untuk memimpin perang melawan pasukan romawi. Pasukan romawi adalah pasukan paling digdaya pada zaman itu. Penunjukan Usamah sempat mengganjal para sahabat Nabi  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam . Karena bagaimana mungkin seorang pemuda berusia belasan tahun menjadi pemimpin pasukan. Terlalu belia, dalam pandangan para sahabat beliau masih terlalu miskin pengalaman. Padahal pada saat itu ada komandan Khalid bin Walid yang jika memimpin pertempuran, dengan taktiknya yang jitu tidak pernah kalah. Ada Umar bin Khaththab, atau Ali bin Abi Thalib. Di sisi lain kubu lawan adalah pasukan Romawi yang kekuatannya menggila besar luar biasa dengan jumlah yang sangat banyak. Personal pasukan mereka tangguh dan persenjataan mereka canggih. Dibandingkan dengan pasukan kaum muslimin yang berasal dari pedalaman arab yang hanya memiliki senjata ala kadarnya. Dalam peperangan yang berlangsung setelah kematian Nabi  Shallallahu ‘Alaihi ...

Jual Paket Sirah Nabawiyah By Ust Budi Azhari dkk. SERI 1

Pembina : Ustd Budi Ashari, Lc, Ustd Ryan Bianda, Lc. MA Penyusun : Ustd M Khidir, Lc. MA, Ustd M Nur Iskandar, Lc, Ustd Alamsyah, Lc Penerbit : Rumah Kisah Semenjak Nabi Isa AS diangkat oleh Allah SWT, dunia diselimuti dengan kegelapan. Manusia mulai berpaling dari jalan yang lurus. Tidak sedikit dari mereka yang menyembah berhala dan berbuat kerusakan. Tapi ternyata masih ada sedikit orang-orang yang masih berjalan di jalan yang benar. Paket ini menceritakan dari Masa sebelum kenabian hingga pertemuan cinta sejati Nabi Muhammad ﷺ dengan Bunda Khadijah RA. Bagaimanakah kisahnya ? Yuk kita dengarkan bersama-sama. 📚 Paket terdiri dari 5 Episode yaitu: Episode 1 Masa Kegelapan | Dunia Tanpa Cahaya Islam Episode 2 Masa Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ |Menakjubkan Masa Kecil Sang Utusan Allah Episode 3 Anak Yatim Yang Pantang Menyerah | Perjuangan Muhammad ﷺ di Masa Muda Episode 4 Muhammad ﷺ sang Pemberani | Keberanian Muhammad ﷺ dalam Membela Keadilan Episode 5 Cinta Muhammad ﷺ dan Khadijah RA...

Apakah Kekafiran Merupakan Takdir Yang Ditetapkan Allah?

  Kekafiran yang dilakukan oleh orang kafir adalah pilihan orang tersebut dan ketetapan Allah dalam waktu bersamaan. Hal ini bisa dijelaskan bahwa kufur dan iman itu perbuatan yang sifatnya pilihan bagi semua manusia. Selain itu juga kehendak yang telah ditetapkan oleh Allah bahwa pilihan-pilihan tersebut akan berkonsekuensi hukuman dan pahala. Tidak ada manusia yang merasa ditekan atau dipaksa untuk memilih hal tersebut.

TELAAH KITAB SUNAN IBNU MAJAH

A.       Penyusun kitab Sunan Ibnu Majah dan komentar para Ulama’ Penyusunnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah, Ar-Rabi’iy Al-Qozawainy atau masyhur dengan sebutan Ibnu Majah. Kitab beliu ini cukup bermanfaat, hanya saja kedudukannya di bawah lima kitab hadits terdahulu. Di dalam kitab ini pula terdapat hadits-hadits dho’if, dan sejumlah hadits shahih. Sebagai catatan bahwa apabila ahli hadits mengatakan, ”Hadits yang diriwayatkan atau yang dikeluarkan oleh As-Sittah” maka maksud dari ungkapan tersebut adalah hadits yang dicantumkan di dalam kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, jami’ At-Tirmidzi, Sunan An-Nasa’I, dan Sunan Ibnu Majah. B.       Kritik terhadap Kitab Sunan Ibnu Majah Sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Abu Syu’bah bahwa diantara ulama yang mengkritik Sunan Ibnu Majah adalah Al-Hafiz Abu faraj Ibnul Jauzi, beliau mengatakan bahwa  dalam kitab Sunan Ibnu Majah terdapat ti...

Dowload Buku Iqro’ 1-6 pdf

Siapa yang tidak kenal dengan buku iqro’? hampir tidak ada di Indonesia ini yang tidak mengenal buku iqro’. Buku ini sangat populer diseluruh anak Indonesia yang ingin belajar membaca al-Qur’an.

SEDEKAH DI MASA PANDEMI CORONA

Berangkat dari firman Allah: قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خِلَالٌ “Katakanlah (Muhammad) kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, “hendaklah mereka melaksanakakan sholat, menginfakkan sebagian rezeki yang telah kami berikan, secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan sebelum datang hari, ketika tidak ada lagi jual beli dan persahabatan” (Qs. Ibrahim [14]: 31) فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Maka kamu bertaqwalah kepada Allah sesuai kesanggupanmu dan dengar serta ta’atlah. Dan infaqlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dirinya dijaga dari kekikiran, maka itulah orang yang beruntung” (Qs. at-Taghabun [64]: 16) Rasulullah bersabda مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ اللهُ، لَيْسَ ...

Ashabul A’rof dan Akhir Perjalanan Mereka

Siapa itu ashabul a’rof ? Bagaiman nasib akhir kehidupan ashabul a’rof ? Apakah a’rof adalah tempat akhir selain surga dan neraka? Tulisan ini insya Allah akan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan tersebut. PENGERTIAN ASHABUL A’ROF Di akhirat kelak ada tempat selain dari surga dan neraka bernama ‘ al-A’rof ’. Secara definitif prespektif etimologi dari bahasa arab yang artinya adalah ‘tempat tinggi’. Secara istilah artinya adalah tempat yang tinggi berada diantara surga dan neraka, dimana orang yang berada di situ bisa melihat penduduk surga dan neraka. Orang-orang yang berada di tempat ini adalah orang-orang yang pahala kebaikannya dan dosa keburukannya memiliki berat yang sama. Kemudian orang yang berada ditempat ini akan dimasukkan kedalam surga bukan di neraka. Di antara kriteria ashabul a’rof adalah orang-orang yang keluar berjihad di jalan Allah tanpa izin orang tua. Kemudian mereka ini terbebas dari neraka karena mereka terbunuh di jalan Allah. Dan mereka tertahan untuk...