ARTI DARI MALAM AL-QADAR (LAILATUL QADR)
Di dalam Tafsir al-Munir, karya Dr.
Wahbah Zuaili, hal. 609 beliau mengartikan, bahwa Malam al-Qadar atau Lailatul
Qadar merupakan sususan kata dari bahasa arab yang artinya malam keagungan
atau kemuliaan, sehingga lailatul qadar adalah malam yang sangat agung
dan mulia.
DALIL LAILATUL QADAR
Dalil dari malam Lailatul Qadar ada di
dalam al-Qur’an surat al-Qadr ayat 1-5. Allah berfirman,
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ – ١ وَمَآ
اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ – ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ -٣ تَنَزَّلُ
الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ – ٤ سَلٰمٌ
ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ - ٥
“Sesungguhnya Kami
telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, Malam kemuliaan itu lebih baik
daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh
(Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam
itu) sampai terbit fajar. (Qs.Al-Qadr: 1-5)
Menurut seorang ahli tafsir bernama Mujahid,
surat ini turun disebabkan karena Rasulullah pernah bercerita tetang seorang
lelaki dari bani Israil ada yang mengangkat senjata untuk berjihad di jalan
Allah selama 1000 tahun. Mendengar cerita ini para sahabat akhirnya menjadi
kagum alias takjub. Akhirnya turunlah surat al-Qadar ini, yang berarti ada di
satu malam bagi kaum muslimin yang nilainya bisa lebih baik dari pada seribu
bulannya lelaki bani Israil yang mengangkat senjata di jalan Allah tadi.
PENENTUAN MALAM LAILATUL QADAR
Malam yang disebut dengan Lailatul Qadar
ini terjadi pada malam-malam bulan Ramadhan di 10 malam yang terakhir, Khususnya pada malam
ganjil pada 10 Malam terakhir, atau lebih khusus lagi malam 27 Ramadhan. Dalilnya sabda Rasulullah,
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْبَوَاقِي مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ حِسْبَتِهِنَّ
فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَغْفِرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
وَمَا تَأَخَّرَ ، وَهِيَ لَيْلَةُ وِتْرٍ تِسْعٍ أَوْ سَبْعٍ أَوْ خَامِسَةٍ أَوْ
ثَالِثَةٍ أَوْ آخِرِ لَيْلَةٍ
“Mulam
Lailatul Qadar terdapat di sepuluh malam terakhir. Barangsiapa beribadah di
malam tersebut karena mengharap pahalanya, maka sesungguhnya Allah SWT akan
mengampuni dosanya yang akan datang dan yang telah lampau. Malam tersebut adalah
malam ganjil: sembilan, tujuh, lima, tiga atau malam terakhir.” (Hr. Ahmad 21702)
Dan tentag
Hal ini berdasarkan hadits Zar bin Hubaisy yang diriwayatkan oleh Muslim
dan Tirmidzi (hadits ini hasan shahih), dia (Zar bin Hubaisy) berkata, ‘Aku berkata
kepada Ubay bin Ka'ab sesungguhnya saudaramu Abdullah bin Mas'ud berkata, “Barangsiapa
beribadah sepanjang tahun, maka dia akan mendapati malam Lailatul Qadar.”
Lantas dia (Zar) berkata, “Semoga Allah mengampuni Abu Abdurrahman (Abdullah
bin Mas'ud), sesungguhnya dia mengetahui bahwa malam tersebut adalah jatuh pada
sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan dan itu pada malam dua puluh tujuh.
Akan tetapi dia menginginkan agar manusia tidak bergantung pada malam tersebut,
lantas bersumpah tanpa pengecualian dengan mengatakan bahwa malam Lailatul
Qadar adalah malam 27”. Zar bin Hubais kemudian mengatakan, “Dengan apa
kamu mengatakan itu wahai Abu Mundzir?” Dia meniawab, “Dengan tandatanda
yang telah diberitahukan kepada kami oleh Rasulullah saw. atau dengan tanda
bahwa matahari pada hari itu terbit dengan tanpa sinar yang kuat."
Menurut seorang Mufassir Imam Zamakahsyari,
pada malam al-Qadar ini semua peristiwa dituliskan takdirnya. Hal ini
sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah,
إن
الله يقدر المقدر في ليلة البراءة، فإذا كان ليلة القدر يسلمها إلى أربابها.
“Sesungguhnya Allah
menakdirkan sesuatu pada malam al-Bara’ah. Maka ketika tiba waktu malam
lailatul Qadar, Allah akan menyerahkan kepada para Malaikat untuk mengaturnya.
Pada malam al-Qadar ini Allah akan
menakdirkan Amal Shalih yang dikerjakan pada malam ini akan senilai dengan amal
shalih yang dilakukan selama 1000 bulan. Hal ini sebagaimana Rasulullah
bersabda,
قدْ
جاءَكمْ شهرُ رمضانَ ، شهرٌ مباركٌ افترضَ اللهُ عليكُمْ صيامَهُ ، يفتحُ فيهِ
أبوابُ الجنةِ ، ويغلقُ فيهِ أبوابُ الجحيمِ ، وتغلُّ فيهِ الشياطينُ ، فيهِ ليلةٌ
خيرٌ مِنْ ألفِ شهرٍ ، مَنْ حُرِمَ خيرَها فقدْ حرِمَ
“Telah
datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas
kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim
(neraka) ditutup. Sehingga setan-setan dibelenggu. Pada bulan ini terdapat satu
malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Siapapun yang yang tidak mendapat
kebaikan pada malam tersebut, maka sungguh ia telah terhalang untuk
mendapatkannya” (Hr. Ahmad 7148)
Semua orang akan melewati Lailatul Qadar.
Melewati dengan apa, di situlah orang akan berbeda-beda kondisi ketika melewati
malam Lailatul Qadar. Ada yang mengisinya dengan ibadah-munajat kepada
Allah, ada yg mengisinya dengan kemaksiatan, dan ada yg mengisinya dengan
keduanya secara bergantian.
TANDA-TANDA MALAM
LAILATUL QADAR
Di antara tanda-tanda Lailatul Qadar adalah
1. Matahari Di Pagi Harinya Terlihat
Putih Dan Tidak Terlalu Memancarkan Sinarnya.
Hal
ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud ath-Thayalisi dari lbnu
Abbas bahwasanya Rasulullah saw.bersabda mengenai malam Lailatul Qadar,
ليلةُ القدْرِ ليلةٌ سمِحَةٌ ، طَلِقَةٌ ، لا حارَّةٌ ولا بارِدَةٌ ،
تُصبِحُ الشمسُ صبيحتَها ضَعيفةً حمْراءَ
“Malam yang
sangat nyaman dan teranng, tidak panas dan tidak dingin. Dan matahari di pagi harinya
sinarnya kelihatan lemah dan bewarna merah” (Hr. Ibnu Huzaimah)
2. Suasana Malam Harinya Nyaman, Tidak Panas Dan Tidak Juga Dingin.
Hal ini sebagaimana yang sabda Rasulullah dari Jabir
bin Abdillah bahwa Rasulullah bersabda,
إني رأيت ليلة القدر
فأنسيتها وهي في العشر الأواخر من لياليها وهي طلقة بلجة لا حارة ولا باردة كأن
فيها قمرا لا يخرج شيطانها حتى يضيء فجرها
“sesungguhnya aku
pernah melihat Lailatul Qadar, lantas aku dilupakan mengenainya. Malam tersebut
ada di sepuluh malam terakhir dari malam-mahmnya. Malam tersebut sangat cerah,
tidak panas dan tidak dingin. Seakan-akan di malam tersebut ada rembulan. Setan
tidak akan keluar hingga terbit fajar.” (Hr. Bukhari 813)
HIKMAH DIRAHASIAKANNYA
MALAM LAILATUL QADAR
Sebagaimana yang telah
disinggung sebelumnya meskipun tidak secara langsung. Maka hikmah kenapa malam Lailatul
Qadar ini dirahasiakan adalah supaya seorang hamba berusaha dan
bersungguh-sungguh untuk mencari malam Lailatul Qadar.
Hikmah lain dirahasiakannya malam Lailatul Qadar
ini seperti hikmah dirahasiakannya kematian dan hari Kiamat, supaya setiap orang
senantiasa senang dalam beribadah, semakin giat, tidak lalai, tidak malas dan tidak
bergantung. Seorang Muslim tidak mengetahui kapan waktu tepatnya.
Kondisi yang paling baik adalah yang
mengisinya dengan i'tikaf dari sejak awal malam (Maghrib) sampai akhir malam
(terbit fajar, masuk waktu Shubuh). Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh para
sahabat bersama Rasulullah.
Semoga kita dapat mengisi malam al-Qadar
tahun ini dengan amalan terbaik kita. Terbaik secara kualitas dan kuantitas.
Mari kita tinggalkan memastikan salah satu
malam. Kita kembali ke hadits Nabi, “Carilah ia di 10 malam yg akhir!”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dengan mengisi 10 malam yg akhir secara
maksimal, kita pasti telah mengisi malam al-Qadar dengan amalan terbaik kita--dengan
izin dan rahmat Allah. Semoga ramadhan ini menjadi ramadhan terbaik bagi kita,
baik secara kualitas maupun kuantitas. Wallahu a’lam
Comments