Skip to main content

Pengertian Dosa Besar dan Dosa Kecil dalam Syariat Islam Beserta Contohnya

PENGERTIAN DOSA BESAR DAN DOSA KECIL

Dosa adalah meninggalkan apa saja yang telah diperintahkan oleh Allah ta’ala, baik perintah itu berupa perintah untuk dikerjakan atau melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah ta’ala untuk dijauhi. Baik itu berupa perbuatan atau perkataan, yang bentuknya lahir maupun yang dilakukan secara batin. [1]

Dosa di dalam Islam terbagi menjadi dua bagian; dosa besar dan dosa kecil. Keduanya memiliki pengertian yang berbeda.

Dosa besar adalah setiap dosa yang ada kaitannya dengan ancaman berat, siksaan, kemarahan, kutukan atau ancaman masuk api neraka.[2] Dosa kecil adalah semua dosa selain dari dosa-dosa besar; artinya dosa-dosa yang tidak ada kaitannya dengan ancaman yang berat, tidak ada ancaman siksa atau ancaman masuk api neraka.[3]

 

CONTOH DOSA KECIL DAN DOSA BESAR

Contoh dosa kecil yaitu semua dosa selain dosa besar. Sehingga contoh dari dosa kecil sulit dibatasi dengan angka tertentu. Di antara contoh dari dosa-dosa kecil yaitu;[4] Buang air besar dan kecil menghadap kiblat, mendengarkan ghibah, memelihara anjing tanpa kebutuhan yang dibenarkan oleh syariat, mendiamkan sesama muslim, banyak perselisihan dengan sesama muslim, dan lain sebagainya.

Adapun contoh dosa besar dalam Islam, di antaranya:

tujuh hal yang membiasakan (sab'ul maubiqat) yaitu: syirik, sihir, membunuh jiwa tanpa hak yang dibenarkan, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh zina kepada wanita baik-baik. Hal ini sebagaimana yang hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu yang hadits itu berbunyi :

اجتَنبوا السَّبعَ الموبِقاتِ، قالوا: يا رسولَ اللهِ: وما هنَّ؟ قال: الشِّركُ باللهِ، والسِّحرُ، وقتلُ النَّفسِ الَّتي حرَّم اللهُ إلَّا بالحقِّ، وأكلُ الرِّبا، وأكلُ مالِ اليتيمِ، والتَّولِّي يومَ الزَّحفِ، وقذفُ المحصَناتِ المؤمناتِ الغافلاتِ

“Jauhilah tujuh hal yang membiasakan.” para sahabat kemudian bertanya: “apa saja itu ya Rasulullah?” Rasulullah bersabda: “syirik kepada Allah , sihir, membunuh jiwa tanpa hak yang dibenarkan, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh zina kepada wanita baik-baik lagi menjaga kehormatan” (Hr. Ibnu Hibban 5561)[5]

Dosa besar selain dari tujuh yang membiasakan. Hal ini bisa disimpulkan dari beberapa teks syariat bahwa dosa besar tidak hanya sebatas tujuh hal yang membinasakan. Ibnu Abbas ra. mengatakan bahwa dosa-dosa besar bisa sampai 70 sampai dengan 77 macam.[6] Contoh-contoh dosa besar telah ditulis oleh Imam Muhammad bin Ahmad bin Utsman al-Dzahabi rahimahullah yang wafat pada tahun 748 H. Tulisa ini kemudian diberi judul Al-Kabair, yang isinya tentang dosa-dosa besar yang jumlahnya sampai 70 an macam.

Di antara dosa-dosa besar yang ditulis oleh Imam Muahmmad bin Ahmad bin Utsman al-Dzahabi rahimahullah: meninggalkan shalat, menolak membayar zakat, membatalkan puasa di bulan ramadhan tanpa udzur, meninggalkan ibadah haji, padahal ia mampu melaksanakan, durhaka kepada orang tua, mendiamkan saudara seiman, zina, liwath, berdusta, kecurangan yang dilakukan oleh pemimpin, sombong, bangga diri, tinggi hati, bersumpah dengan sumpah palsu, meminum khamr, memakan harta riba, berjudi, mencuri ghanimah, mencuri,merampok, melakukan praktik suap, berpenampilan menyerupai laki-laki atau wanita, dayyuts (tidak cemburu dengan keluarganya), tidak bersuci ketika kencing, mengkhianati janji, mematamatai keburukan manusia, membenarkan ramalan dukun, mendustai takdir, mengadu domba, membangkang dengan perintah suami, histeris berlebihan atas kematian, mengganggu tetangga, curang dalam timbangan dan takaran saat berdagang, mencaci sahabat Rasulullah saw., dan lain sebagainya.

 

DOSA KECIL BISA BERUBAH MENJADI DOSA BESAR

Perlu kita ketahui bahwa dosa besar itu bisa ditimbulkan dari dosa kecil. Hal itu terjadi ketika dosa kecil dilakukan dengan peremehan terhadap dosa tersebut dalam bentuk melakukannya berulang-ulang. Karena hal itu menggambarkan bahwa seorang hamba meremehkan pengawasan Allah ta’ala.[7]

Selain itu dosa kecil juga bisa berubah menjadi dosa besar ketika dilakukan secara terang-terangan atau merasa bangga serta tidak ada penyesalan. Maka ketika kasusnya seperti ini, dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar di mata Allah ta’ala.

 

TAUBAT DARI DOSA KECIL DAN DOSA BESAR

Secara umum, cara bertaubat dari perbuatan dosa adalah meninggalkan dosa tersebut disertai dengan penysalan serta bertekad kuat untuk tidak mengulangi kembali perbuatan dosa tersebut. Artinya tidak ada perbedaan cara bertaubat dari dosa besar ataupun dosa kecil. Banyak dalil-dalil yang berkaitan dengan pertaubatan di antaranya sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang berbunyi,

مَن حجَّ فلم يرفُثْ ولم يفسُقْ رجَع كما ولَدَتْه أمُّه

“Barang siapa yang melakukan ibadah haji dan tidak melakukan rafats (perbuatan mesum serta tidak berbuat fasiq maka dia kembali ke rumah seperti seorang yang baru saja dilahirkan oleh ibunya (tidak memiliki dosa)” (Hr. Ibnu Hibban 3694)[8]

Dalil ini bersifat umum tanpa ada batasan antara dosa besar ataupun dosa kecil.

Dalam sebuah tafsir dari firman Allah ta’ala yang berbunyi,

إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِن قَبْلِ أَن تَقْدِرُوا عَلَيْهِمْ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّـهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Kecuali orang-orang yang bertobat sebelum kamu dapat menguasai mereka; maka ketahuilah, bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Qs. Al-Maidah: 34)[9]

Ayat ini memberikan pengecualian bagi orang-orang yang bertaubat dari dosa-dosa besar yang berhubungan dengan hak manusia. Seperti misalnya, begal, rampok, pencurian, pembunuhan dan lain sebagainya, maka pertaubatan dari perbuatan ini (selain taubat secara mandiri) harus diserahkan juga kepada pemerintah untuk menjalani hukuman yang ditetapkan oleh hakim.

Tapi kembali lagi bahwa pintu pertaubatan akan selalu terbuka bagi orang yang melakukan dosa besar atau dosa kecil.

 

APAKAH ALLAH AKAN MENGAMPUNI DOSA BESAR DAN DOSA KECIL

Pengampunan dosa besar dan dosa kecil ini berbeda. Secara mutlak Allah ta’la akan mengampuni pertaubatan dari dosa-dosa kecil yang pernah dilakukan seorang hamba. Adapun untuk dosa besar maka ada perinciannya sebagaimana berikut:

-          Jika dosa yang dilakukan berkaitan dengan hak-hak sesama manusia yang berkaitan dengan harta, seperti misalnya hutang, maka dia harus membayar hutang tersebut.

Tapi ada pengecualian jika dia kesulitan untuk membayar dan dia sudah berusaha keras untuk membayar, namun Allah takdirkan dia meninggal dalam keadaan hutang belum terbayar. Maka dalam kasus ini insya Allah diampuni oleh Allah ta’ala.

-          Adapun jika dosa besar ini berkaitan dengan hak Allah ta’ala seperti meninggalkan shalat dan puasa secara sengaja, maka cara bertaubatnya adalah dengan menyelesaikan tanggungan yang dia tinggalkan.

-          Adapun jika berkaitan dengan melakukan shalat di luar waktunya maka insya Allah akan diampuni dosanya.

-          Adapun berkaitan dengan zina dan liwath (sodomi) yang diketahui secara terang-terangan oleh 4 orang saksi, maka tidak ada jalan bertaubat kecuali ditegakkan kepadanya hukuman had yaitu dirajam dengan batu.

Artinya jika tidak sampai terlihat oleh 4 orang saksi secara terang-terangan, cukup dia bertaubat dengan tidak mengulanginya dan menyesali perbutan hina tersebut.

Semua dosa kecil akan diampuni. Adapaun dosa besar sebagian ada yang diampuni jika telah ditegakkan hukuman untuk pelakunya seperti zina, liwath, mencuri dan lain sebagainya. Atau jika berkaitan dengan mendzalimi hak sesama manusia maka dia akan diampuni dosanya ketika dia telah menyelesaikan hak tersebut.

 

AMALAN PENGHAPUS DOSA-DOSA KECIL

Ada beberapa amal sholih yang bisa menghapus dosa kecil. Di antaranya:

-          Menjauhi dosa-dosa besar. Hal ini sebagaimana Allah ta’ala berfirman:

إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (Qs. An-Nisa': 31)

-          Bertaubat dengan jujur. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

التَّائبُ من الذَّنبِ كمن لا ذنبَ له

“Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa maka setatusnya seperti orang yang tidak berbuat dosa sama sekali” (Hr. Zarqani 288)[10]

-          Menyempurnakan wudhu, kemudian berjalan menuju tempat sholat dan menunggu sampai shalat ditegakkan, kemudian shalat berjamaah mengikuti imam. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

ألا أدلُّكم على ما يمحو اللهُ بهِ الخطايا ويرفعُ بهِ الدرجاتِ؟ قالوا: بلى يا رسولَ اللهِ، قال إسباغُ الوضوءِ على المكارهِ، وكثرةُ الخُطى إلى المساجِدِ، وانتظارُ الصّلاةِ بعدَ الصلاةِ، فذلكمْ الرّباطُ

“Maukah aku tunjukkan amalan yang dengannya Allah akan menghapus dosa dan meninggikan derajat? Para sahabat menjawab: mau ya Rasulallah. Maka Rasulullah bersabda: yaitu berwudhu dengan sempurna di waktu yang berat, banyak melangkah menuju masjid-masjid dan menunggu shalat setelah selesai satu shalat. Maka itu semua nilainya seperti ribath” (Hr. Muslim 251)[11]

-          Melanjutkan haji dan umroh. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

تَابِعُوْا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ، فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانَ الْفَقْرَ وَالذُّنُوْبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيْرُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُوْرَةِ ثَوَابُ اِلاَّ الْجَنَّةَ

“Lanjutkanlah haji dengan umrah. Karena sesusngguhnya keduanya menghapus kefakiran dan dosa sebgaimana api yang menghilangkan karat besi, emas dan perak. Dan tidak ada pahala bagi haji mabrur selain surga” (Hr. Al-Dzahabi 147/13)[12]

-          Puasa di bulan ramadhan. Hal ini sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

من صام رمضانَ إيماناً واحتساباً، غُفِرَ له ما تقدَّمَ من ذنبِه

“Siapapun yang berpuasa di bulan ramadhan atas motifasi keimanan dan mengharap pahalah dari Allah, maka dosanya yang lalu telah diampuni” (Hr. Bukhari 2014)[13]

 

AMALAN PENGHAPUS DOSA-DOSA BESAR

Dalam pendapat Ahlus sunnah wal jama’ah tidak ada amalan yang bisa menghapus dosa besar kecuali dengan bertaubat dan mengharap rahmat Allah ta’ala agar diampuni. Hal ini sebagaimana hadits yang berbunyi:

ما مِنَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاةٌ مَكْتُوبَةٌ فيُحْسِنُ وُضُوءَها وخُشُوعَها ورُكُوعَها، إلَّا كانَتْ كَفَّارَةً لِما قَبْلَها مِنَ الذُّنُوبِ ما لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وذلكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ

“Tidaklah seorang mukmin yang mendatangi shalat wajib dengan wudhu yang sempurna, khusyu dan ruku’ dengan sempurna kecuali sholat itu akan menjadi penghapus dosa-dosa yang dilakukan pada masa lalu selagi dosa itu bukan dosa besar. Dan ampunan ini berlaku sepanjang dia hidup” (Hr. Muslim 228)[14]

Al-Qadhi bin Iyadh menjelaskan bahwa hadits ini menyebutkan pengampunan dosa bagi seorang hamba selama hamba tersebut tidak melakukan dosa besar. Pendapat ini adalah pendapat ahlus sunnah wal jama’ah.

Artinya tidak ada amalan khusus yang bisa menghapuskan dosa besar selain pelakunya harus bertaubat dengan sungguh-sungguh dengan mengharap penuh kepada kasih sayang Allah ta’ala.

Tapi ada satu hal yang bisa mengampuni dosa besar yaitu melalui syafaat dari Rasulullah di hari kiamat kelak. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

شفاعتي لأهلِ الكبائِرِ من أُمَّتِي

“Syafaatku akan diberikan kepada para pelaku dosa besar” (Hr. Suyuti 4875)[15]

Kesimpulannya bahwa dosa besar tidak bisa diampuni dengan amal tertentu. Tapi bisa diampuni dengan bertaubat dengan sungguh-sungguh, berharap kasih sayang Allah ta’ala dan mendapat syafaat dari Rasulullah saw. wallahu a’lam.

Gunungmadu, 1 Februari 22, 10.13 WIB



[1] Muhammad Zainu, Majmu’ah Rasail al-Taujihat al-Islamiyah li Islah al-Fard wa al-Mujtama’, (Riyadh: Dar al-Shami’i Cet. 9) v.2, p.263

[2] Markaz al-Fatwa, al-kabair wa al-Shaghair wa Mukaffiratiha, (Fatwa.islam.web)

[3] Markaz al-Fatawa, Had al-Shaghirah wa al-Farq Bainaha wa Bain  al-Kabirah, (fatwa.islamweb.com)

[4] Abu al-Fadhil al-Badrani, al-Wala’ wa al-Bara’ fi al-Islam, p.23

[5] Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Hibban no. 5561. Hadits ini shahih dari Abu Hurairah.

[6] Atsar ini diriwayatkan Ahmad Syakir dalam Umdah al-Tafsir, dari Thawus bin Kaisan al-Yamani dan atsar ini shahih.

[7] Mahmud Yusuf, Hukm al-Ishrar ala Fi’l al-Shagha’ir, (alukah.net)

[8] Oleh Ibnu Hibban dalam kitab beliau Shahih Ibnu Hibban 3694, hadits ini shahih  dari Abu Hurairah.

[9] AlQuran surat Al-Maidah ayat 34

[10] Al-Zarqani, Mukhtashar Maqashid,

[11] Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya yang berjudul shahih Muslim, hadits no. 251 dari Abu Hurairah

[12] Imam al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubala’, p.147, v.13

[13] Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Derajatnya Shahih no.2014

[14] Riwayat Imam Muslim dalam Shahih Muslim, dari Utsman bin Affan no.228

[15] Hadits diriwayatkan al-Suyuthi nomor 4875 dalam kitab Fie al-Jami’ al-Shaghir, hadits Shahih dari Anas bin Malik. 

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Adat dan Urf dalam Disiplin Ilmu Ushul Fiqh

A.    Definisi Adat dan Urf Definisi adat: العادة ما استمرّ الناس عليه على حكم المعقول وعادوا اليه مرّة بعد أخرى Adat adalah suatu perbuatan atau perkataan yang terus menerus dilakukan oleh manusia lantaran dapat diterima akal dan secara kontinyu manusia mau mengulangnya.

ACUAN TARGET HAFALAN AL-QUR’AN PER BARIS, PER BULAN SAMPAI HAFIZH 30 JUZ

Apakah anda ingin menghafal al-Qu’an? Jika memang iya, ini adalah target waktu hafalan al-Qur’an yang bisa anda pilih dengan kondisi dan kemampuan anda masing-masing. Anda bisa menimbang antara target dan kemampuan. Dengan memiliki target ini anda bisa mengukur kapan anda bisa selesai menghafal al-Qur’an. Menghafal al-Qur’an adalah program seumur hidup. Jika anda tidak memiliki target, sebaik apapun kemampuan, anda tidak akan tercapai. Namun jika anda menghitungnya dengan tepat anda akan mendapatkannya. Meskipun dengan relatif waktu yang tidak cepat. Asalkan memiliki komitmen yang kuat. Berikut adalah acuan hafalan yang anda dapatkan jika anda menghafal al-Qur’an perbaris. Acuan al-Qur’an yang digunakan dalam tulisan ini adalah mushaf utsmani yang 1 halamannya berjumlah 15 baris. 1 juz berjumlah 20 halaman. Ø   Jika anda menghafal 1 baris sehari, maka anda akan hafal 1 juz dalam 10 bulan, dan hafal al-Qur’an dalam 24 tahun 4 bulan. Ø   Jika anda menghafal 2 baris se...

KAJIAN HADITS ‘KULLU QORDHIN JARRO NAF’AN FAHUWA RIBA’ DALAM PANDANGAN MUHADDITSIN DAN FUQAHA’

Oleh: Amri Yasir Mustaqim [1] Hadits كل قرض جر نفعا فهو ربا dikategorikan oleh muhadditsin sebagai hadits yang marfu’, mauquf dan juga maqtu’. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Dowload Buku Iqro’ 1-6 pdf

Siapa yang tidak kenal dengan buku iqro’? hampir tidak ada di Indonesia ini yang tidak mengenal buku iqro’. Buku ini sangat populer diseluruh anak Indonesia yang ingin belajar membaca al-Qur’an.

Sifat-Sifat Seorang Wali Allah

  Allah telah mengabarkan kepada kita tentang ciri utama wali adalah orang yang tenang hatinya dan tidak pernah bersedih. Tidak pernah bersedih artinya setiap kesedihan yang dia dapatkan dalam hidupnya akan diselesaikan dengan kesabaran yang telah ada pada jiwanya. Faktor utama yang membuat para wali bisa mendapat ketenangan hati adalah karena ia menambatkan segala urusan hidupnya kepada Allah saja. Allah berfirman:

Ghazwah Usairoh

Letak Geografis Usairoh adalah secara bahasa adalah isim tasghir dari al-‘asyroh yaitu pohon, usairoh juga dikatakan dzul usairoh atau dzul ‘asroh . Az-Zuhri berkata usairoh adalah tempat yang memiliki tempat yang keras yang dinisbatkan kepada pohon yang terletak di daerah tersebut. Al-asiroh adalah nama pohon yang paling besar yang terletak di daerah tersebut. pohon tersebut memiliki getah yang manis yang dinamakan dengan gula al-usyar . Daerah tersebut terletak pada titik yanbu’ terletak diantara makkah dan madinah. Abu Zaid berkata: al-Usairoh adalah benteng kecil terletak diantara yanbu’ dan dzul maarwah . Kurma banyak tumbuh di daerah tersebut di banding daerah hijaz yang lain, kecuali daerah as-Shaihani yang terletak di khaibar juga al-Birni dan al-Ajuz yang terletak di madinah Al-Asma’I berkata: daerah tersebut adalah lemabah yang luas berdekatan dengsn qotn yang menjorok menuju dzul ‘usairoh yang disana di tumbuhi pohon kurma dan terdapat aliran air mili...

Ashabul A’rof dan Akhir Perjalanan Mereka

Siapa itu ashabul a’rof ? Bagaiman nasib akhir kehidupan ashabul a’rof ? Apakah a’rof adalah tempat akhir selain surga dan neraka? Tulisan ini insya Allah akan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan tersebut. PENGERTIAN ASHABUL A’ROF Di akhirat kelak ada tempat selain dari surga dan neraka bernama ‘ al-A’rof ’. Secara definitif prespektif etimologi dari bahasa arab yang artinya adalah ‘tempat tinggi’. Secara istilah artinya adalah tempat yang tinggi berada diantara surga dan neraka, dimana orang yang berada di situ bisa melihat penduduk surga dan neraka. Orang-orang yang berada di tempat ini adalah orang-orang yang pahala kebaikannya dan dosa keburukannya memiliki berat yang sama. Kemudian orang yang berada ditempat ini akan dimasukkan kedalam surga bukan di neraka. Di antara kriteria ashabul a’rof adalah orang-orang yang keluar berjihad di jalan Allah tanpa izin orang tua. Kemudian mereka ini terbebas dari neraka karena mereka terbunuh di jalan Allah. Dan mereka tertahan untuk...

HUKUM MEROKOK DAN JUAL BELI ROKOK

Sebelum menjelaskan hukum jual-beli rokok, kita harus mengetahui asal rokok sendiri. Berdasarkan hasil penelitian kedokteran modern yang menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai tipe penyakit kangker, penyebab penyakit pernafasan, penyakit jantung, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, juga merusak system reproduksi, pendeknya merusak seluruh sistem seluruh tubuh. Padahal, Allah telah mengharamkan seseorang yang membinasakan dirinya, dengan berbagai pertimbangan karena sebab-sebab di atas maka para ulama memiliki berbagai pendapat Pendapat pertama: sebagian ulama’ berpendapat bahwa merokok hukumnya boleh. sebagai mana firman Allah:   “Dia-lah Allah yang telah menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.” (Al-Baqarah: 29). Ayat di atas menjelaskan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah diatas permukaan bumi ini halal untuk manusia termasuk tembakau yang digunakan untuk bahan baku rokok. Tanggapan: dalil ini tidak kuat, sebab, yang dihala...

BERBICARA TENTANG KEBAHAGIAAN

Berbicara tentang kebahagiaan, semua orang pasti ingin bahagia. Kebahagian yang hakiki bukan ilusi. Sebab hidup ini bukan khayalan belaka tapi hidup ini adalah nyata adanya. Maka ketentuannya kita ingin kebahagian itu hidup di dalamnya. Kapan saja, di mana saja Masalah kebahagiaan tidak dapat di monopoli. Ia bukan masalah apa dan siapa?. Tapi ia adalah perasaan yang di miliki setiap orang yang bisa merasakannya. Kemudian bagai mana kita mengolah perasaan kita. Segala sesuatu di dunia ini hanyalah samar-samar. Bayangan semu, biasan cahaya abu-abu. Dan tentunya dunia hanyalah menipu. Semuanya hanya sementara. Tidak ada kekekalan di dalamnya. Yang muda akan tua. Harta benda akan di tinggalkan. Sebutlah namanya Suhaidi seorang remaja umurnya belasan tahun. Seumur hidupnya tidak pernah memegang buah anggur atau apel. Apalagi memakannya. Dia hanya tahu gambarnya yang ia dapatkan dari tivi-tivi, buku pelajaran dan majalah atau Koran yang pernah dia pegang. Tapi Suhaidi tidak pernah...

Istilah Istilah Khusus Yang Ada Dalam Madzhab Fiqih Imam Syafi’i

Dalam fiqh Imam al-Syafi’i ada istilah-istilah yang khas. Istilah ini tidak dipakai dalam fiqh madzhab yang lain. sehingga ketika kita sedang membaca atau mempelajari fiqih madzhab Imam al-Syafi’i besar kemungkinan akan sering menemukan istilah-istilah tersebut. Istilah ini tidak bisa dimaknai secara bahasa saja. Akan tetapi istilah ini memiliki makna yang memang hanya dikenal di kalangan madzhab Imam al-Syafi’i. Sehingga sangat dianjurkan untuk mempelajarinya sebelum menelaah lebih dalam lagi fiqih Imam al-Syafi’i Mengetahui istilah-istilah dalam fiqih madzhab Imam al-Syaf’i sangat penting. Tanpa mengerti istilah ini anda mungkin akan dibuat kebingunan. Kalaulah anda tidak hafal, setidaknya anda bisa memahami istilah khusus ini. Tujuannya agar anda tidak salah mengartikan fiqh Imam syafi’i, dan selain itu juga bertujuan memudahkan anda ketika nanti mempelajarinya. Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam fiqh syafi’i yang dinukil dari kitab muqaddimah al-Minhaj ka...