
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
وَالَّذِينَ صَبَرُواْ ابْتِغَاء
وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرّاً
وَعَلاَنِيَةً وَيَدْرَؤُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى
الدَّارِ
فَإِنْ خَيْرَ الْحَدِيثِ
كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Hadirin Jamaah
Jumat...
Kedudukan sabar dalam bagi
seorang muslim sangatlah penting. Sabar bagi seorang mukmin diibaratkan seperti
kebutuhan kepala untuk tubuh. Sehingga keimanan seseorang tidak sempurna jika
dia tidak memiliki sifat sabar. Barangisapa yang belajar bersabar, ia akan akan
dibantu oleh Allah untuk melakukannya. Dan tidak ada bantuan dan karunia yang
diberikan oleh Allah yang lebih baik dari sabar. Sifat ini yang menjadi pembeda
antara orang yang lemah dan orang yang memiliki cita-cita tinggi. Sehingga
Allah akan memberi ganjaran yang besar bagi orang yang bersabar,
أُوْلَئِكَ
يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَاماً
“Mereka itu akan
diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka,
dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam,” (Qs. al-Furqan: 75)
Balasan mereka adalah
tempat yang sangat mulia, dan rumah-rumah yang bergengsi. Semua yang bisa
dinikmati oleh mata dan badan akan diberikan oleh Allah karena kesabaran.
Kesabaran adalah akhlaq
yang mulia. Kesabaran adalah menahan diri untuk tidak mengeluh kepada selain
Allah ketika ada rasa sakit yang menimpa. Sebagaimana Nabi Ayyub as. yang telah
bersabar dengan sakitnya, dengan meninggalnya anak-anak, dengan perginya istri.
Dengan kemuliaan sabar yang dimiliki Nabi Ayyub as. ini kemudian ia mendapat
pujian dari Allah swt.,
وَخُذْ
بِيَدِكَ ضِغْثاً فَاضْرِب بِّهِ وَلَا تَحْنَثْ إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِراً
نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Dan ambillah seikat
(rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan janganlah engkau
melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami Dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar.
Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).” (Qs. Shad: 44)
Begitu juga Allah memuji Ayyub
dengan do’a yang dilantunkan kepada Allah untuk menumpahkan keluh kesah dan
berharap rasa sabar semakin bertambah,
وَأَيُّوبَ
إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
“Dan (ingatlah kisah)
Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhan-nya, “(Ya Tuhan-ku), sungguh, aku telah
ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang
penyayang.”” (Qs.
al-Anbiya’: 83)
Kaum muslimin yang
dirahmati Allah...
Kesabaran itu ada tiga
macam.
1.
Sabar dalam menjalankan perintah Allah. Hal ini
sebagaiman yang tertulis dalam firman Allah,
وَاعْبُدْ
رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan sembahlah
Tuhan-mu sampai yakin (ajal) datang kepadamu.” (Qs. al-Hijr: 99)
2.
yaitu sabar dalam menjauhi larangan Allah sehingga
tidak terjerumus kepada larangan yang telah ditetapkan oleh Allah, Allah
berfirman,
وَالَّذِينَ
صَبَرُواْ ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَأَنفَقُواْ
مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرّاً وَعَلاَنِيَةً وَيَدْرَؤُونَ بِالْحَسَنَةِ
السَّيِّئَةَ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ
“Dan orang yang sabar
karena mengharap keridaan Tuhan-nya, melaksanakan shalat, dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami Berikan kepada mereka, secara sembunyi atau
terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang
mendapat tempat kesudahan (yang baik),” (Qs. al-Ra’d: 22)
Kebanyakan manusia bisa
bersabar ketika menjalankan perintah Allah. Namun ketika dihadapkan dengan
larangan-larangan, kebanyakan mereka banyak yang tidak bersabar dan ambyar.
Sehingga tidak ada orang yang terjaga dari maksiat dan syahwat kecuaili orang
itu benar-benar memiliki kesabaran tingkat tinggi.
Seorang muslim jika ia
tidak bisa bersabar akan membahayakan dirinya sendiri. Tanpa sabar, Ia akan
menjadi lemah dalam beramal. Tanpa sabar, Ia akan menghantam batasan-batasan
aturan Allah. Tanpa sabar, Ia akan jatuh kepada kebinasaan. Tanpa sabar, Ia
akan jatuh pada hal yang mencelakakan di dunia maupun di akhirat.
3.
Sabar terhadap musibah yang menimpa sehingga ia
menerimanya sebagai ujian dan takdir dari Allah semata.
Musibah yang menimpa
seorang muslim akan menjadi pahala jika ia bersabar. Sebaliknya jika ia
mengeluh dan mengumpat justru akan menjadi dosa. Ibarat sudah jatuh tertimpa
tangga. Sudah terkena musibah masih mendapat dosa. Hal ini sebagaimana yang
dijelaskan dalam sabda Rasulullah saw. ,
إن
أعظم الجزا مع عظم البلاء، وإن الله إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رضي فله الرضا، ومن
سخط فله السخط
“Sesungguhnya
besaran pahala seoseorang itu tergantung dengan ujiannya. Dan sesungguhnya
Allah jika mencintai suatu kaum ia akan mengujinya. Jika kaum itu ridha dengan
ujiannya maka Allah juga ridha kepada mereka. Jika mereka kecewa, maka Allah
juga kecewa” (Hr.
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dianatara kutamaan
sabar adalah,
1.
Sabar merupakan akhlaknya para nabi
Hal ini sebagaimana yang
telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim anaknya Nabi Ismail ketika mereka berdua
diuji oleh Allah dengan perintah untuk nabi Ibrahim agar menyembelih anak
kandungnya Nabi Ismail.
فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ -١٠٢- فَلَمَّا أَسْلَمَا
وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ -١٠٣- وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ -١٠٤- قَدْ
صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
“Maka ketika anak itu
sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai
anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah
bagaimana pendapatmu!” Dia (Isma‘il) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa
yang Diperintahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku
termasuk orang yang sabar.” Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia
(Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah
Allah). Lalu Kami Panggil dia, “Wahai Ibrahim! sungguh, engkau telah
membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami Memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik.” (Qs. al-Shaffat: 102-105)
Sifat sabar ini juga
tercerminkan dari Nabi Yusuf yang selalu dihadapkan dengan ujian demi ujian.
Dengan berbagai ujian itu kemudian Nabi Yusuf mendapatkan pahala kesabaran,
عَلَيْنَا
إِنَّهُ مَن يَتَّقِ وَيِصْبِرْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
“Mereka berkata,
“Apakah engkau benar-benar Yusuf ?” Dia (Yusuf ) menjawab, “Aku Yusuf dan ini
saudaraku. Sungguh, Allah telah Melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya
barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan
pahala orang yang berbuat baik.” (Qs. Yusuf: 90)
2.
Allah memuji orang-orang yang
bersabar
Hal ini sebagaimana yang
telah Allah firmankan,
وَالصَّابِرِينَ
فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا
وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa.” (Qs. al-Baqarah: 177)
Dalam
ayat ini Allah memasukkan orang yang bersabar dalam golongan orang yang
bertaqwa dan memujinya sebagai orang yang benar dalam keimanannya. Pujian ini
hanya didapat oleh orang yang bersabar.
3.
Sabar adalah tanda Makhluk yang
dicintai Allah
Dalam Hadits Rasulullah
saw. dikatakan,
وما
أعطي أحد عطاء خيرا و أوسع من الصبر
“Tidak ada
pemberian-Ku yang lebih baik dan lebih luas selain rasa sabar” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Artinya seorang mukmin akan
selalu dicintai Allah selagi masih ada kesabaran yang dimilikinya. Sehingga
kesabaran adalah sebaik-baik pemberian yang diberi oleh Allah. Hal ini senada
dengan apa yang Allah firmankan,
وَكَأَيِّن
مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَا
أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْ وَاللّهُ
يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Dan Allah Mencintai
orang-orang yang sabar.” (Qs. Ali Imran: 146)
Sehingga kualitas seorang
mukmin itu ditentukan dengan kualitas sabar yang dia miliki. Semakin tinggi
kesabaran seseorang maka semakin baik keimanan yang ada di hatinya. Hal ini
sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw.,
المسلم
الذي يخالط الناس ويصبر على أذاهم ، خير من الذي لا يخالط الناس و لا يصبر على
أذاهم
“Seorang mukmin
yang berbaur dengan manusia dan bersabar terhadap gangguannya, itu lebih baik
kualitasnya dibanding dengan seorang muslim yang tidak berbaur dengan manusia
dan tidak bersabar dengan gangguan mereka” (Hr. Tirmidzi)
Jamaah yang dirahmati
oleh Allah...
Bersabar itu tidak
ringan. Sehingga ia memiliki keutamaan yang besar. Sebagaimana tiga keutamaan
sabar yang telah khotib sebutkan sebelumnya, tentu dibalik keutamaan ada pahala
yang besar bagi orang yang bersabar ini. Hal ini sebagai mana yang Allah
firmankan,
إِنَّمَا
يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Hanya orang-orang
yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (Qs. al-Zumar: 10)
وَلَنَجْزِيَنَّ
الَّذِينَ صَبَرُواْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Dan Kami pasti akan
Memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (Qs. al-Naml: 96)
Rasulullah juga bersabda,
يود أهل العافية يوم القيامة حين يعطى أهل البلاء الثواب، لو أن
جلودهم كانت قرضت في الدنيا بالمقاريض
“Kelak di hari kiamat
orang-orang yang pernah mendapat ujian (di dunia) akan mendapat pahala.
Kemudian mereka berharap seandainya ujiannya ketika itu kulit mereka dikuliti
dengan gunting (karena sangat besarnya pahala kesabaran yang mereka dapatkan)” (Hr. Tirmidzi)
Pada hadits lain,
Rasulullah bersabda,
إن
الله تعالى قال : إذا ابتليت عبدي بحبيبتيه فصبر، عوضته منها الجنة
“Sesungguhnya Allah
berfirman: ‘Apabila hambaku diuji dengan kematian dua anak perempuannya
kemudian dia bersabar maka akan aku ganjar kesabarannya dengan surga” (Hr. Bukhari)
Inilah pahala yang
diberikan oleh Allah terhadap orang-orang yang bersabar dengan ujian bagi
seorang hamba Allah swt..
Jamaah yang dirahmati
Allah...
Di antara tempat-tempat
yang ditekankan oleh syariat agar seorang bersabar yaitu ketika ia berhadapan
dengan para pelaku dosa. Termasuk juga bersabar ketika berdakwah menyeru
manusia menuju kebaikan dan mencegah mereka dari hal-hal yang mungkar. Allah
berfirman,
لَتُبْلَوُنَّ
فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُواْ
الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُواْ أَذًى كَثِيراً وَإِن
تَصْبِرُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
“Kamu pasti akan diuji
dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat
menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari
orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.” (Qs. Ali Imran: 186)
Pada ayat ini menjelaskan
bahwa orang-orang yang tidak suka dengan dakwah berpotensi besar akan menyakiti
pelaku dakwah atau da’i. Mereka akan sering menyakiti kita karena kebaikan yang
kita perbuat. Sehingga satu-satunya jalan yang terbaik adalah bersabar. Hal ini
sebagaimana wasiat Luqman kepada anaknya untuk bersabar dalam amar makruf
nahi mungkar,
يَا
بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Wahai anakku!
Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah
(mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,
sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.” (Qs. Lukman: 17)
Perintah bersabar juga
ditekankan dalam permasalahan suami-istri. Hal ini sebagaimana Rasulullah
bersabda,
لَا
يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
أَوْ قَالَ غَيْرَهُ
“Janganlah seorang Mukmin membenci wanita Mukminah, jika dia membenci
salah satu perangainya, niscaya dia akan ridha dengan perangainya yang lain.” (Hr.
Muslim 2672)
Perintah bersabar
ditekankan juga dalam masalah pembayaran hutang. Hendaknya seorang mukmin
bersabar dalam menagih hutang dengan memberi kelapangan kepada orang yang
berhutang. Sebagaimana Allah swt. Berfirman,
وَإِن
كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَن تَصَدَّقُواْ خَيْرٌ
لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan jika (orang
berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia
memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui.” (Qs.
al-Baqarah: 280)
Rasulullah juga bersabda,
مَنْ
أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ
“Barangsiapa menangguhkan orang susah atau membebaskannya dari (hutang)
nya, Allah akan menaunginya dalam naunganNya” (Hr.
Muslim 5328)
Jamaah yang dirahmati
Allah...
Bersabar itu ada adabnya.
Meskipun semua sabar itu baik tapi ada kesabaran yang lebih baik lagi. Bersabar
yang baik adalah bersabar yang sesui dengan adab sabar. Di antar adab sabar
adalah:
1.
Bersabar pada goncangan pertama
Hal ini sebagaimana yang
tertera dalah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik,
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى عَلَى امْرَأَةٍ تَبْكِي
عَلَى صَبِيٍّ لَهَا فَقَالَ لَهَا اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي فَقَالَتْ وَمَا
تُبَالِي بِمُصِيبَتِي فَلَمَّا ذَهَبَ قِيلَ لَهَا إِنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَهَا مِثْلُ الْمَوْتِ فَأَتَتْ بَابَهُ
فَلَمْ تَجِدْ عَلَى بَابِهِ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ
أَعْرِفْكَ فَقَالَ إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ أَوَّلِ صَدْمَةٍ أَوْ قَالَ عِنْدَ
أَوَّلِ الصَّدْمَةِ
“Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi seorang wanita
yang sedang menangisi bayinya yang telah meninggal. Lalu beliau bersabda
kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah." Wanita itu
menjawab, "Anda tidak merasakan bagaimana pedihnya musibah yang aku derita
ini." Setelah beliau berlalu, dikatakanlah kepada wanita itu bahwa yang
berbicara kepadanya itu adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Mendengar hal itu, wanita itu (setengah mati ketakutan), lalu dia pergi menemui
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan didapatinya rumah beliau tidak
dikawal, lalu ia masuk dan berkata, "Tadi aku tidak mengenal Anda wahai
Rasulullah, (maafkanlah aku)." Beliau bersabda: "Sesungguhnya
kesabaran yang sebenarnya adalah pada goncangan yang pertama."” (Hr.
Muslim 1535)
2.
Bersabar pada barang yang hilang
Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Usamah bin
Zaid ra.
أَرْسَلَتْ
ابْنَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِ إِنَّ ابْنًا لِي
قُبِضَ فَأْتِنَا فَأَرْسَلَ يُقْرِئُ السَّلَامَ وَيَقُولُ إِنَّ لِلَّهِ مَا
أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلٌّ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى فَلْتَصْبِرْ
وَلْتَحْتَسِبْ
“Anakku telah meninggal, maka datanglah kepada kami". Maka Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam memerintahkannya untuk menyampaikan salam lalu
bersabda: "Sesungguhnya milik Allah apa yang diambilNya dan apa yang
diberiNya. Dan segala sesuatu disisiNya sesudah ditentukan ajalnya, maka
bersabarlah engkau karenanya dan mohonkanlah pahala darinya” (Hr.
Bukhari 1204)
Jamaah sholat jumat
yang dirahmati Allah...
Ada beberapa kiat atau tips agar kita bisa bersabar dengan segala kondisi yang dihadapi. Sehingga kita
bisa melewati musibah itu dengan sabar. Kiatnya adalah sebagai berikut:
1.
Bertafakkur (memikirkan) tentang keutamaan sabar
Keutamaan yang besar ini
tidak akan didapat kecuali hanya orang-orang yang bersabar saja. Hadits yang
diriwayatkan oleh Atha’ bin Abi Rabbah menceritakan,
قَالَ
لِي ابْنُ عَبَّاسٍ أَلَا أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى
قَالَ هَذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنِّي أُصْرَعُ وَإِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ لِي
قَالَ إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللَّهَ
أَنْ يُعَافِيَكِ فَقَالَتْ أَصْبِرُ فَقَالَتْ إِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ
اللَّهَ لِي أَنْ لَا أَتَكَشَّفَ فَدَعَا لَهَا
“Maukah aku tunjukkan kepadamu seorang wanita dari penduduk surga?"
jawabku; "Tentu." Dia berkata; "Wanita berkulit hitam ini, dia
pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata;
"Sesungguhnya aku menderita epilepsi dan auratku sering tersingkap (ketika
sedang kambuh), maka berdoalah kepada Allah untukku." Beliau bersabda:
"Jika kamu berkenan, bersabarlah maka bagimu surga, dan jika kamu berkenan,
maka aku akan berdoa kepada Allah agar Allah menyembuhkanmu." Ia berkata;
"Baiklah aku akan bersabar." Wanita itu berkata lagi; "Namun
berdoalah kepada Allah agar (auratku) tidak tersingkap." Maka beliau
mendoakan untuknya.” (Hr. Bukhari 5220)
2.
Meyakinkan diri bahwa ujian dan cobaan adalah tanda
cinta dari Allah
Hadits Rasulullah
mengatakan,
مَنْ
يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Barangsiapa di kehendaki Allah kebaikan, maka Dia akan mengujinya.” (Hr.
Bukhari 5213)
Seorang
mukmin tidak boleh lemah ketika berhadapan dengan musibah. Ia harus terus
bersabar. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah,
مَثَلُ
الْمُؤْمِنِ كَالْخَامَةِ مِنْ الزَّرْعِ تُفَيِّئُهَا الرِّيحُ مَرَّةً
وَتَعْدِلُهَا مَرَّةً وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ كَالْأَرْزَةِ لَا تَزَالُ حَتَّى
يَكُونَ انْجِعَافُهَا مَرَّةً وَاحِدَةً
“Permisalan seorang mukmin seperti dahan di suatu pohon, terkadang angin
menjadikannya bengkok dan terkadang berdiri, lurus. Sebaliknya permisalan orang
munafik seperti tanaman padi yang senantiasa berdiri, hingga sekali ia jatuh,
ia akan langsung roboh.” (Hr. Bukhari 5211)
3.
Meyiapkan segala hal terburuk dalam kehidupan
Sehingga jangan pernah
terbetik dalam hati seorang mukmin, bahwa ia akan terlepas dari musibah
kehidupan. Musibah atau ujian adalah hal pasti dalamkehidupan semua orang.
Karena Allah sendiri yang berfirman dalam al-Qur’an,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ -١٥٥- الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم
مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ -١٥٦- أُولَـئِكَ
عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ
الْمُهْتَدُونَ
“Dan Kami pasti akan
Menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi
wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguh-nya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami
kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan-nya, dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. al-Baqarah: 155-157)
Yang membedakan seorang
muslim dan non muslim adalah ketika ia mendapat musibah maka ia akan bersabar
dan mengembalikan semuanya kepada Allah. Hal ini juga sebagaimana hadits yang
diriwayatkan oleh Ummu Salamah,
مَا
مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ { إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي
وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
قَالَتْ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ أَيُّ الْمُسْلِمِينَ خَيْرٌ مِنْ
أَبِي سَلَمَةَ أَوَّلُ بَيْتٍ هَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ إِنِّي قُلْتُهَا فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِي رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah
diperintahkan oleh Allah, 'INAA LILLAHI WAINNAA ILAIHI RAAJI'UUN
ALLAHUMMA`JURNII FII MUSHIIBATI WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA (Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala
karena mushibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya).'
melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik." Ummu Salamah
berkata; Ketika Abu Salamah telah meninggal, saya bertanya, "Orang muslim
manakan yang lebih baik daripada Abu Salamah? Dia adalah orang-orang yang
pertama-tama hijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian
akupun mengucapkan doa tersebut. Maka Allah pun menggantikannya bagiku
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.” (Hr. Muslim 1525)
4.
Mengingat musibah terbesar kematian Rasulullah saw.
Semua musibah yang
menimpa kita tidak ada apa-apannya jika dibandingkan dengan musibah kematian Rasulullah
saw.. Karena dengan kematian Rasulullah wahyu dari langit telah terputus hingga hari kiyamat.
Sehingga tuntunan Nabi terputus di saat kehidupan harus berlanjut.
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ أَيُّمَا أَحَدٍ مِنْ النَّاسِ أَوْ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ أُصِيبَ
بِمُصِيبَةٍ فَلْيَتَعَزَّ بِمُصِيبَتِهِ بِي عَنْ الْمُصِيبَةِ الَّتِي تُصِيبُهُ
بِغَيْرِي فَإِنَّ أَحَدًا مِنْ أُمَّتِي لَنْ يُصَابَ بِمُصِيبَةٍ بَعْدِي
أَشَدَّ عَلَيْهِ مِنْ مُصِيبَتِي
“Wahai manusia, siapa saja orangnya dari kaum mukmin yang ditimpa musibah,
hendaklah ia hibur dengan musibah yang menimpa dengan keberadaanku dari pada ia
tertimpa musibah di saat tanpa kehadiranku. Seorang dari umatku tidak akan
pernah ditimpa musibah yang lebih besar dari musibah yang kematianku.” (Hr. Ibnu
Majah 1588)
5.
Mengingatkan diri bahwa musibah adalah takdir
Semua musibah adalah
bagian takdir yang tidak akan bisa kita hindari. Sebagaimana kita tidak akan
bisa terlepas dari takdir, maka kita juga tidak akan pernah terlepas dari
musibah. Allah swt. berfirman di dalam al-Qur'an,
مَا
أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ
مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ -٢٢- لِكَيْلَا
تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا
يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Setiap bencana yang
menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam
Kitab (Lauh Mahfudzh) sebelum Kami Mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu
mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari
kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang Diberikan-Nya kepadamu.
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,” (Qs. al-Hadid: 22-23)
Jamaah yang dirahmati
Allah...
Demikian khutbah jumat kita
pada siang hari ini. Semoga kita bisa melewati semua ujian dan musibah dengan
kesabaran.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.
وَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الحمد لله رب العالمين،
والصلاة والسلام على رسوله الكريم، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:
kita semua berharap agar diberikan
ketabahan dan kesabaran oleh Allah dalam menghadapi ujian yang akan diberikan
olehNya kepada kita. Mari kita tutup khutbah pada siang hari ini dengan do’a.
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ
صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.
رَبَّنَا
لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا
أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ
الْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ،
وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى
عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ
اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.
اَللَّهُمَ
لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ فِيْنَا وَلاَ
يَرْحَمُنَا.
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
سُبْحَانَ
رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Comments